SimadaNews.com-Belum sepekan aksi napi teroris yang membuat kerusuhan di Mako Brimob terjadi. Kini sudah kembali ada serangan teror di tiga gereja di Surabaya, Minggu (13/5) pagi.
Di peristiwa kerusuhan di Mako Brimob, lima personel Polri menjadi korban keganasan napi teroris. Dan pada peristiwa tiga ledakan gereja di Surabaya, data sementara diperoleh informasi sudah delapan orang dinyatakan meninggal dan 38 orang mengalami luka-luka.
Lokasi ledakan yang terjadi, yakni Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya Utara. Kedua Gereja Kristen Indonesia di Jalan Diponegoro 146 dan ketiga Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jalan Arjuna Surabaya.
Ledakan yang terjadi di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) berasal dari bom mobil. Akibat ledakan di GPPS, dilaporkan 5 mobil dan 30 motor terbakar. Sejumlah mobil pemadam kebakaran dikerahkan di lokasi.
Kepolisian Daerah Jawa Timur mengkonfirmasi sebanyak delapan orang meninggal dunia, dan 38 orang lain mengalami luka-luka akibat ledakan bom di tiga gereja Surabaya.
Dari hasil wawancara wartawan sebagaimana disaksisikan SimadaNews dari sejumlah televisi nasional, Kepala Bidang Humas Polda Jawa Timur Komisaris Besar Frans Barung Mangera mengatakan, empat orang meninggal di Gereja Santa Maria Tak Bercela Jalan Ngagel utara, dua orang dekat Gereja Kristen Indonesia (GKI) Diponegoro, dan dua orang di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Sawahan di Jalan Arjuno, Surabaya.
“Ada delapan korban meninggal, dan 38 orang dibawah ke rumah sakit, termasuk anggota polisi. Ini hasil sementara,” paparnya.
Sampai saat ini, pihaknya terus melakukan identifikasi, dan olah tempat kejadian perkara (TKP), serta melakukan serangkaian tindakan kepolisian lain.
“Kami akan lawan semua gerakan teror, dan tak akan pernah takut dengan apapun bentuk aksi terorisme,” tegasnya.
Ledakan yang diduga berasal dari bom bunuh diri terjadi di tiga tempat saat jemaat melakukan ibadah sekitar pukul 07.00 WIB hanya dengan selisih waktu 15 menit.
Komisaris Besar Polda Jawa Timur Frans Barung Mangera mengatakan kronologi ledakan bom tiga tempat itu ialah pelaku menyamar menjadi jemaat gereja, kemudian meledakkan dirinya sendiri hingga mengenai sejumlah korban.
“Pelaku pura-pura ingin masuk gereja, tapi kenyataannya mereka melakukan seperti itu,” ujarnya. (*/snc)