SimadaNews.com-Lama tidak terdengar progress pembangunan Tugu Raja Siantar Sangnaualuh Damanik, pasca dihentikan pembangunannya di Lapangan Adam Malik. Kini, tampak ada pekerjaan menyerupai pembanguan Tugu Raja Sangnaualuh Damanik di Simpang Rambung Merah, tepatnya di sisi Jalan Ahmad Yani-Jalan SM Raja Kota Siantar.
Pantuan SimadaNews.com, Senin 9 Desember 2019, sejumlah pekerja sedang melakukan aktivitas di lokasi bangunan. Bangunan seperti pondasi tugu itu sudah hampir selesai.
Di badan pondasi yang ditutupi terpal warna biru itu, terdapat tulisan delapan nasehat Raja Sangnaualuh.
Ketika ditannya kepada para pekerja bangunan apa yang sedang mereka kerjakan, salah seorang pria yang sedang duduk melihat aktivitas pekerja lainnya, mengaku tidak tahu bangunan apa itu. Namun dia sempat menyebutkan, kemungkinan bangunan itu merupakan bangunan tugu.
“Nggak tahu Bang. Mungking tugu lah Bang” kata pria itu.
Ditanya lagi apakah bangunan tugu Raja Sangnaualuh, pria itu tidak lagi memberikan tanggapan.
Dilihat dari bentuk bangunan yang dibuat, bangunan itu tampak jelas merupakan pondasi bangunan tugu. Apalagi dengan adanya tulisan delapan nasehat Raja Sangnaualuh, terkesan bangunan itu akan dibuat bangunan Tugu Raja Sangnaualuh.
Kepala Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Pemukiman (PRKP) Reinward Simanjuntak, ketika dikonfirmasi melalui telepon terkait bangunan itu, tidak berhasil karena tidak mengangkat telepon genggamnya. Sementara konfirmasi yang dikirim melalaui pesan WhatsApp tak kunjung dibalas.
Sementara, informasi diperoleh dari sejumlah sumber. Pengerjaan yang ada di Simpang Rambung Merah merupakan pengerjaan bangunan Tugu/Simbol Siantar Ayam (Dayok) Sihulabu (Ayam Jago).
Menyikapi itu, Sekretaris Dewan Pengurus Daerah Partuha Maujana Simalungun (DPD-PMS) Kota Siantar Rohdian Purba, mengaku kecewa dengan kebijakan yang dilakukan Pemko Siantar melalui Dinas PRKP.
Rohdian menyebutkan, kebijakan yang dibuat Pemko Siantar, sudah kembali melakukan pelecehan terhadap Pahlawan Simalungun Pendiri Kota Siantar Raja Sangnauluh Damanik.
“Kita sama sekali nggak tahu ada pembangunan tugu di Simpang Rambung Merah” aku Rohdian.
Rohdian juga kecewa dengan tulisan yang tercantum di pondasi bangunan, karena tidak sesuai dengan tataletak dan bahasa Simalungun.
“Itu ditulis Poda. Nggak ada di bahasa Simalungun kata Poda. Tapi Podah. Ini salah satu cara pengkaburan bahasa Simalungun,” sebutnya.
Rohdian mengungkapkan, bilapun tugu yang dibangun bukan tugu Raja Sangnaualuh, tapi bangunan itu juga sudah menyalahi.
“Kalau itu benar Tugu Ayam (Dayok Sihulabu), pencantuman delapan nasehat Raja Sangnauluh tidak tepat. Sebab, pencatuman delapan nasehat raja lebih tepat di tugu raja. Kalau di tugu dayok, ada lagi makna filosofis dan tulisan yang tepat terkait Dayok Sihulabu” terang Rohdian.
Dia menilai, sikap-sikap yang dipertunjukan para pengambil keputusan di Pemko Siantar jelas tidak menghargai masyarakat Etnis Simalungun.
Hal senada dikatakan Ketua DPP KNPSI Jan Wiserdo Saragih, ketika dihubungi SimadaNews.com. Dia menilai, bila pembangunan Tugu Dayok Sihulabu tidak bisa mencatumkan delapan nasehat Raja Sangnaualuh. Sebab, antara Simbol Ayam dan Podah Raja Sangnaualuh, sudah berbeda maknanya.
“Nggak asal mencatumkan tulisan podah Raja Sangnauluah ke bangunan itu. Kalau itu bangunan Simbol Dayok, nggak bisa dibuat nasehat raja, karena ada makna khusus untuk simbol dayok,” tegas Jan Wiserdo. (snc)
Editor: Hermanto Sipayung

Discussion about this post