SimadaNews.com-Kota Perdagangan, perkembangannya semakin pesat. Pertumbuhan fasilitas dan berbagai pembangunan di wilayah itu, membawa perubahan drastis terhadap kemajuan ibu kota Kecamatan Bandar itu.
Perdagangan begitu cepat berubah, seiring dengan adanya Kawasan Industri Sei Mangkei yang bisa ditempuh dalam waktu tidak terlalu lama. Belum lagi, daerah yang dulunya memang menjadi pusat perdagangan di Simalungun Bawah, sangat dekat dengan ibukota Kabupaten Batubara, membuat kota itu semakin ramai.
Seiring dengan perkembangan itu, kini semakin banyak muncul berbagai usaha hiburan dan relaksasi. Sejumlah lokasi hiburan, refleksi hingga hotel beberapa kurun tahun terakhir mulai hadir.
Hadirnya kegiatan usaha itu, tentunya secara positif akan meningkatkan perekonomian daerah khusunya bagi masyarakat yang berada di Perdagangan dan sekitarnya.
Refleksi Plusplus hingga Perempuan Mangkal di Hotel
Seiring perkembangannya, di Kota Perdagangan yang kini sudah mulai banyak lokasi hiburan seperti karaoke, tempat rekleksi dan sejumlah hotel, juga berdampak negativ apabila tidak dilakukan pengawasan dan penertiban secara rutin.
Kini, sejumlah lokasi hiburan, refleksi hingga hotel dijadikan sebagai lokasi prostitusi terselubung. Bahkan, secara terang-terangan sangat mudah didapati. Bahkan, antara para pencari kepuasan sudah saling terhubung dengan oknum penghubung yang menyediakan para perempuan panggilan. Ironisnya, diantara perempuan panggilan itu masih ada yang di bawah umur.
Tim SimadaNews, mencoba melakukan investigasi di sejulah lokasi relaksasi dan sejumlah lokasi hiburan seperti karaoke, kafe dan hotel untuk mengetahui aktivitas prostitusi di kota berjuluk “Sampantao” itu.
Di sejumlah lokasi hiburan, tim menemukan sejumlah perempuan berpakaian seksi melayani pengunjung. Bahkan, para pengunjung yang bisa memberikan tips tambahan, tentunya akan mendapatkan pelayanan khusus dari pelayan yang bekerja di lokasi hiburan itu.
Begitu juga yang didapati di lokasi refleksi, malah sejumlah warga sudah menyebutkan ada beberapa lokasi refleksi menjadi lokasi refleksi plus-plus. Sebab di lokasi itu, selain untuk refleksi apabila bisa berkomunikasi baik dengan para terapis, bisa mendapatkan layanan lebih.
Tidak hanya di lokasi hiburan, sejumlah hotel juga tidak terlepas menjadi tempat mangkal para perempuan yang menjajakan diri kepada para pria pencanri kepuasan.
Tim SimadaNews, mencoba singgah di salah satu hotel yang berada di seputaran Kelurahan Perdagangan III. Di hotel itu, terlihat beberapa wanita berparas cantik memakai pakain seksi duduk di depan kamar-kamar hotel.
Sejurus tidak ada yang mencurigakan. Awalnya, tim hanya menduga bahwa para perempuan itu hanyalah pengunjung yang menginap di hotel itu.
Namun, mereka bukanlah pengunjung tapi diantara mereka yang dibawah umur itu, memang sudah sengaja mangkal di hotel itu menunggu panggilan atau booking-an dari para pencari kepuasan.
Salah seorang pria sebut saja namanya Toto S, yang ditemui tim SimadaNews setelah keluar dari hotel dan mangkal di salah satu warung tidak jauh dari hotel, menuturkan aktivitas prostitusi di hotel itu.
Pria yang ditaksir berumur 35 tahun itu, mengaku benar ada sejumlah perempuan yang mangkal di hotel yang berada di Jalan Sudirman itu. Toto menyebutkan, tarif perempuan itu sekali booking antara Rp300 ribu hingga Rp500 ribu.
“Kalau perempuan yang di hotel itu memang sudah mangkal disitu, Lae. Ada kamarnya. Bisa gituan lae, cewek-ceweknya pemain semua. Tapi nampaknya bukan orang sini (Perdagangan), tapi dari daerah sebelah atau daerah lainnya,” ujar Toto.
Menurut Toto yang mengaku juga pernah masuk ke hotel itu, para perempuan yang hendak di-booking itu biasanya melalui handphone salah seorang yang juga sering mangkal di hotel itu. Sembari menunggu booking-an, biasanya penjaja kepuasan itu menunggu sembari bernyanyi di lokasi karaoke.
“Sebenarnya bukan hanya di hotel itu saja lae ada gituan. Sejumlah tempat refleksi juga. Namanya aja tempat refleksi, tapi bisa juga gituan,” timpal Toto.
Dewi, salah seorang pemilik hotel di Perdagangan saat dikonfirmasi Simadanews, Selasa (2/4) melalui pesan WhatsApp soal aktivitas perempuan yang mangkal di tempat usahanya, mengaku kalau di hotel miliknya tidak ada wanita-wanita yang stay membooking kamar untuk mencari tamu.
“Saya pastikan tidak ada. Karena saya sangat takut akan Tuhan Pak. Saya sangat menjaga kepercayaan saya Pak. Cuman apabila tamu bawa cewek dari luar. Maaf itu di luar jangkaun kita. Yang pasti hotel kami tidak ada atau tidak mengizinkan. Dan apabila ketahuan oleh saya, pegawai yang mengenalkan akan saya pecat. Saya janjikan itu. Saya juga bekerja sama dengan pihak kepolisian dalam hal pemberantasan narkoba,” kata Dewi.
Sementara, Direktur Lembaga Swadaya Masyarakat Lingkar Rumah Rakyat (LSM-LRR) Yakup Pardede, ketika diminta tanggapannya, menyebutkan apabila benar ada perempuan panggilan yang bisa dibooking sering mangkal di hotel dan sejumlah refleksi apalagi diantara perempuan itu masih ada yang dibawah umur, diharapkan pihak berwajib dan instansi terkait mengambil tindakan.
“Kita akan surati Unit Perlindungan Perempuan dan Anak, bila nantinya menemukan aktivitas prostitusi di sejumlah refleksi dan hotel yang ada di Perdagangan. Begitu juga dengan Satpol PP juga kita surati, supaya melakukan penertiban,” ujar Pardede.
Dia berharap, di Kota Perdagangan bersih dari kegiatan prostitusi apalagi hingga ada trafficking.
“Kita minta supaya pihak kepolisian dan Satpol PP, melakukan razia hotel, karaoke dan sejumlah tempat refleksi di Perdagangan,” ucapnya.
Terpisah, Kapolsek Perdagangan AKP Supendi SH MH, ketika dikonfirmasi terkait aktivitas prostitusi terselubung melalui pesan WhtasApp, menyebutkan pihaknya akan melakukan pengecekan dan apabila ditemukan pelanggaran hukum akan ditindak.
Sedangkan Camat Bandar, Samsul Pangaribuan tidak berhasil dimintai tanggapan atau konfirmasi karena tidak mengangkat telepon genggamnya ketika dihubungi, begitu juga dengan pesan yang dikirim tidak mendapatkan balasan hingga berita ini direlis ke redaksi. (oki/snc)