Catatan | Ingot Simangunsong
DI bulan ini, para wakil rakyat – anggota dewan yang terhormat – di sejumlah daerah sedang melakukan masa reses ke daerah pemilihan masing-masing.
Wakil rakyat Kota Pematangsiantar, jutru memanfaatkan bulan ini – bulan kemerdekaan – untuk “merdeka” melaksanakan kunjungan kerja ke wilayah Aceh Tenggara. Mereka – seakan kebal akan serangan virus Covid-19 – seenaknya meninggalkan Kota Pematangsiantar yang dalam situasi PPKM Level 4. Padahal, masih ada cara lain untuk studi banding, yakni “zoom meeting”.
Mereka memang, berani tampil beda, dibandingkan dengan teman-temannya di kabupaten/kota lainnya, yang justru memilih untuk berhadapan dengan masyarakat di daerah pemilihan masing-masing. Menampung aspirasi masyarakat dan menyampaikan edukasi kepatuhan terhadap protokol kesehatan untuk menghempang dan mempersempit ruang gerak pandemi virus Covid-19.
Tetapi, beda dengan wakil rakyat Kota Pematangsiantar – seakan sudah tidak ada rasa keadilan dalam menggunakan anggaran – mereka pertunjukkan di media sosial, bagaimana menikmati buah durian.
Seharusnya, jika mereka masih menggunakan naluri senasib-sepenanggungan dengan konstituennya, lebih bijaklah mereka memasuki daerah pemilihan masing-masing. Menyerap berbagai masalah terdampak pandemi Covid-19. Bagaimana memberikan solusi agar masyarakat dapat bertahan hidup dan tetap memiliki kehidupan di gemuruh serangan pandemi Covid-19, apalagi Kota Pematangsiantar beradaan di PPKM Level 4.
Tampil beda yang rada konyol itu, semoga saja benar-benar membawa kenikmatan yang diberkati. Kalau pun mereka pulang, masyarakat Kota Pematangsiantar berharap, mereka tidak justru sedang menjeput keterpaparan Covid-19.
Pemerintah Kota Pematangsiantar – khususnya Satgas Covid-19 yang dipimpin H Hefriansyah Noor – harus mengambil sikap tegas terhadap para wakil rakyat yang “bertandang” ke Aceh Tenggara tersebut.
Sekembalinya mereka, Satgas Covid-19, menjeput langsung ke Bandara, dan memasukkan mereka ke Isolasi Terpadu. Karantina 14 hari harus ditetapkan kepada wakil rakyat itu.
Kemudian, bagi lembaga atau organisasi tertentu, yang giat dalam pengawasan penggunaan anggaran, patut melakukan kajian terhadap penggunaan anggaran para wakil rakyat tersebut untuk perjalanan ke Aceh Tenggara.
Bagaimana mereka – di saat pemerintahan dari tingkat pusat hingga ke pedesaan, sedang mengetatkan penggunaan anggaran ke sektor tertentu, dan fokus menggunakan anggaran untuk penanggulangan Covid-19 – justru para wakil rakyat Kota Pematangsiantar menggunakan anggaran untuk kunjungan kerja ke Aceh Tenggara.
Mereka berani tampil beda di pandemi Covid-19, semoga tidak menjeput penyakit, dan semakin menyusahkan banyak pihak, terutama keluarga mereka masing-masing.
Kalau pun mereka, selamat dan dinyatakan negative Covid-19, janganlah pula menjadi besar kepala, seakan-akan memiliki imunitas tinggi untuk bertarung dengan Covid-19 nya Aceh Tenggara?
Yang pasti, kita sudah dipertontonkan sikap tampil beda yang rada konyol dan tidak berkeadilan pada konstituen yang memilih mereka, yang sedang “bergelut” pada dampak Covid-19.
@Penulis, wakil pemimpin redaksi simadanews.com,