SimadaNews.com-Aksi demo ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Pergerakan Mahasiswa Kota Medan, Kamis (20/9) di depan Kantor DPRD Sumut yang semulanya damai akhirnya berujung ricuh.
Sebanyak delapan mahasiswa berdarah-darah hingga ada yang shock dan gemetaran.
Peristiwa itu bermula saat mahasiswa hendak meringsek masuk ke gedung DPRD Sumut, namun aksi mereka terhenti akibat pintu gerbang dirantai dan ditutup polisi. Akhirnya mahasiswa sepakat memaksa masuk dengan menggoyang-goyang pagar kantor DPRD Sumut agar roboh.
Tetapi aksi mahasiswa dilarang puluhan massa tandingan dari kalangan masyarakat yang tergabung dalam Masyarakat Cinta NKRI yang sebelumnya sudah turut berada di lokasi.
Massa tandingan mengusir mahasiswa sembari melempar dengan batu. Namun, tindakan itu tidak mendapat pencegahan ataupun larangan dari petugas kepolisian yang berjaga.
Aksi merobohkan pagar kini beralih kepada lemparan dan mahasiswa akhirnya berang dan membalas lemparan itu. Anehnya, pihak kepolisian malah menembakkan gas air mata kepada mahasiswa.
Tak hanya disitu, petugas juga bersama massa Masyarakat Cinta NKRI mengejar mahasiswa.
Mahasiswa yang ditangkap petugas langsung dipukuli, ditendang dan dipijak saat sudah terjatuh di aspal. Akibatnya, beberapa orang mahasiswa mengalami kepala bocor dan wajah berdarah-darah.
Mahasiswa yang terluka kemudian dikumpulkan petugas di halaman gedung DPRD Sumut.
Kendati sudah terluka dan darah terus mengucur, mahasiswa itu dibiarkan tanpa langsung diobati ataupun dibawa ke rumah sakit.
Beruntung, salah seorang anggota DPRD Sumut Ust. Zulfikar datang melihat para mahasiswa dan kemudian membawa ke rumah sakit dengan menggunakan mobil DPRD Sumut. (ali/snc)