SimadaNews.com – Marco Manurung mengelilingi Danau Toba menggunakan sampan (solu), dengan tajuk “Ekspedisi Solo Sulu Tao Toba Nauli 2021.”
Dia mengelilingi perairan Danau Toba dengan solu dimulai dari Daerah Sigaol Timur, Panamean, Pangaloan, Parapat, Tanjung Unta dan bersandar di Haranggaol, Sabtu 19 Juni 2021.
Kehadiran Marco disambut Ketua Persatuan Olahraga Dayung Kabupaten Simalungun (Podsi), Purnomo Aritonang ,Ketua Clarinta, Jefri Antony didampingi Ray Retrigo Sitio beserta pemerintah setempat .
Marco disambut tarian dan diberi penghormatan dengan memasangkan gotong di kepalanya dan ulos pamonting, dengan harapan bisa melanjutkan perjalanan yang begitu panjang.
Kepada SimadaNews, Marco menjelaskan, selama perjalanan yang sering dihadapinya adalah, cuaca buruk.
“Tantangannya berat , seperti ombak menerpa yang tingginya satu meter dan saat menuju Parapat, ombaknya setinggi setengah meter,” katanya.
Selanjutnya, dia akan meneruskan perjalanan sampai kembali dari tempat awal berangkat.
“Iya, saya akan mulai perjalanan jam 8 pagi menuju Tongging,” katanya.
Dia berharap masyarakat tetap menjaga lingkungan serta kearifan lokal dengan melibatkan generasi muda.
“Harapan saya, agar masyarakat dapat menjaga kelestarian lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan, dan dapat mejaga kearifan budaya lokal, dengan melibatkan generasi muda sebagai motor penggerak budaya lokal, agar mereka dapat mengenal budaya di kampung halam mereka sendiri dengan baik,” kata Marco.
Sementara, Jefry Antony didampingi Ray Retrigo Sitio mengatakan pihaknya sedang mencoba mengembangkan tradisi adat dan budaya Simalungun, salah satunya dari olahraga.
“Kita berupaya utk mengembangkan seni budaya di Haranggaol ini. Baik dalam olahraga, tari, untuk adat istiadatnya kita coba nanti koordinasi dengan PMS (Partuha Maujana Simalungun) Haranggaol. Agar masyarakat Haranggaol tak lupa pada tradisi Haranggaol,” kata Jefry.
Dia berharap, orangtua dapat memberikan edukasi terhadap anak remaja dan pemuda terkait adat dan budaya Simalungun.
“Ini juga upaya bentuk untuk anak kita nantinya berolahraga, secara otomatis menjauhkan diri dari Narkoba. Dan saya sebagai ketua Seni Budaya Clarinta ingin mengundang PMS, Kepling dan penatua yang ada di kampung kita ini. Tujuannya agar menyamakan acara dalam pesta, suka maupun duka. Karena saya melihat masih ada perbedaan adat/acara dalam suatu pesta padahal masih satu wilayah Haranggaol,” kata mantan Porhanger GKPS Batam itu. (Soemardi Sinaga)

Discussion about this post