SimadaNews.com – Presiden Joko Widodo mengimbau, seluruh masyarakat dapat menghindari praktik keagamaan yang bersifat eksklusif. Sebab, praktik ini akan menciderai nilai-nilai luhur yang terkandung dalam pilar kebangsaan Bhineka Tunggal Ika.
“Praktik-praktik keagamaan yang eksklusif dan tertutup harus kita hindari,” ujar Presiden Joko Widodo melalui tayangan Akun YouTube Sekretariat Presiden pada Rabu (7/4/2021).
Menurut dia, praktik keagamaan di maksud, dapat merusak nilai-nilai yang terkandung dalam pilar bangsa Bhineka Tunggal Ika yang diimplementasikan oleh masyarakat saat ini. Terancamnya hal itu, akan membuat dampak negatif bagi harmonisasi kehidupan berbangsa dan negara.
“Sikap yang tidak sesuai dengan Bhineka Tunggal Ika akan merusak sendi-sendi kebangsaan kita,” katanya.
Konsekuensi dari rusaknya Bhineka Tunggal Ika, akan muncul secara masif perilaku intoleran yang berasal dari pengikut praktik keagamaan tertutup tersebut. Tindakan ini, tentunya akan menjadi cikal bakal terjadinya aksi yang menyimpang pada waktu ke depan.
Ini berbahaya, akan menimbulkan tindakan-tindakan yang memicu konflik antar pemeluk agama yang berlainan. Dan juga tindakan esktrim yang cenderung kriminal kepada pemeluk agama lainnya dalam sehati-hari.
“Sikap keras beragama yang menimbulkan perpecahan dalam masyarakat tidak boleh ada di negeri kita,” imbuhnya.
Oleh sebab itu, Presiden meminta, para pemangku kepentingan dapat mendorong upaya moderasi beragama. Mengingat, hal tersebut tengah gencar dilakukan oleh pemerintah dalam merawat nilai-nilai Bhineka Tunggal Ika di dalam negeri.
Caranya, senantiasa berpedoman pada ajaran-ajaran agama yang menyejukkan. Maksudnya, ajaran agama yang senantiasa mengajarkan rasa saling menghormati, keramahan, dan menjunjung tinggi sikap toleransi.
Dengan begitu, ajaran agama yang diterapkan oleh masyarakat dalam sehari-hari dapat membawa dampak positif bagi seluruh kehidupan berbangsa dan negara.
“Sebuah keharusan saling menghargai segala perbedaan termasuk, perbedaan keyakinan, saling menghormati dan belajar dari orang lain sehingga tercapai kesamaan sikap,” katanya. (***)
Discussion about this post