SimadaNews.com-Meski pandemi Covid-19 merebak hampir ke seluruh negara dan seakan tak kunjung berakhir, namun kesembuhan pasien dalam pengawasan (PDP) hingga kini terdengar semakin meningkat.
Perjuangan mencapai kemenangan menjadi pergumulan para pasien demi kebebasan dari belenggu yang menyiksa, bukan saja penderita namun juga keluarga dan handai tolan.
Ungkapan hati seorang tim medis warga Toba yang sempat diberitakan terpapar Covid-19, memotivasi pembaca dengan apa yang dialami saat ini hingga hal yang menguatkannya menempuh marabahaya.
“Saya terdeteksi Covid-19 setelah hasil SWAB kedua positif. Suami saya meninggal pada tanggal 16 April 2020 yang terdeteksi covid-19 dengan Rapid test positif. Saya kontak fisik dengan beliau pada saat ulang tahun saya 11 April. Saya pulang ke Medan dari Ajibata tempat saya bertugas. Sehari setelah suami meninggal saya merasa ada yang lain dalam tubuh saya. Saya pergi ke IGD untuk periksa dan saya dimasukkan kategori PDP dan di isolasi untuk pemeriksaan foto, darah dan lain-lain,” ungkap PS melalui aplikasi whatsapp seluler, Minggu 10 Mei 2020.
Selanjutnya, atas permintaan PS isolasi mandiri dilakukan menunggu hasil pemeriksaan dengan anjuran untuk datang kembali melakukan pemeriksaan Swab ke dua pada tanggal 20 April. Selang 3 hari, hasil swab menyatakan negatif, namun hasil SWAB kedua pada tanggal 6 Mei sebagai lanjutan pemeriksaan menyatakan dirinya masuk dalam data PDP dengan hasil SWAB positif dan langsung diminta untuk isolasi di RS Adam Malik.
“Saya merasa terkejut waktu itu dan saya berpikir positif, saatnya saya untuk lebih fokus dalam pengobatan. Tim medis segera mencek kesehatan saya dan saya katakan nggak ada yang mengkhawatirkan dari saya, walau secara manusiawi rasa khawatir itu pasti ada. Selama isolasi saya mencoba merenung apa rencana Tuhan bagi saya dalam peristiwa ini. Saya mulai motivasi diri saya sendiri dengan tekad bahwa saya masuk dalam keadaan sehat dan pulang sebagai pemenang,” sebutnya di ruang isolasi RS Adam Malik.
Komunikasi dengan rekan yang sudah sembuh dari penyakit ini serta kepada dokter spesialis paru di kabupaten Toba, diakui menguatkannya yang hingga kini sudah melewati masa inkubasi. Dukungan teman-teman serta kepala dinas dan pemerintah kabupaten yang langsung menghubunginya juga menguatkan tekadnya untuk sembuh.
“Saya ingin meyakinkan bahwa virus ini hanya takut kalau kita gembira. Kalau kita takut, virus ini malah bersorak sorai menggerogoti tubuh kita. Penyerahan diri total kepada pencipta kita dan penyelamat kita membuat virus ini tak berdaya, tingkatkan imun tubuh dengan makan buah-buahan serta multivitamin dan pola hidup bersih dan sehat, jaga jarak serta menyerahkan diri kepada Tuhan. Sejauh ini saya dalam keadaan sehat dan yakin akan sembuh karena Tuhanlah penyembuhku,” terangnya.
dr Herbet Hutagaol Sp.P, salah satu rekan SP menanggapi, kondisi kesehatan pasien yang hingga kini masih menjalani perawatan sudah memasuki masa pemulihan.
“Kalau ditelusuri riwayatnya, ini kan sebenarnya sudah masa pemulihan. Masa kritis itu dalam 14 hari. Lewat dari itu sudah masa pemulihan sementara ini sudah hampir 3 minggu sejak keluar hasil swab. Makanya aku kasih tahu, kakak itu sebenarnya dia sudah masa pemulihan jadi tidak usah khawatir,” kata dokter yang saat ini bertugas di Kabupaten Toba.
Pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 hingga dinyatakan sembuh, lanjutnya, harus menjalani pemeriksaan Swab. Dinyatakan sembuh setelah hasil Swab negatif dua kali berturut-turut.
“Semua pasien yang positif, untuk memastikan sembuh, harus swab. 2x swab, hasil negatif, baru dikatakan sudah sembuh”, pungkasnya. (snc)
Laporan: Jaya Napitupulu
Editor: Hermanto Sipayung

Discussion about this post