SimadaNews.com-Guna meningkatkan kualitas pendidikan sekolah-sekolah Lutheran di Indonesia, Komite Nasional Lutheran World Federation (KN-LWF) Indonesia menggelar Konferensi Guru Lutheran ke II, diikuti 140 orang peserta dari 13 Gereja Aliran Lutheran Indonesia.
Konferensi digelar selama tiga hari di Hotel Patra Jasa Comfort, Parapat Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, Senin-Rabu 19-21 Agustus 2019.
Sebanyak 240 peserta merupakan guru aktif di sekolah-sekolah Lutheran. Dari 13 Gereja yang bernanung di Lembaga Gereja Lutheran Indonesia, 12 diantaranya memiliki lembaga pendidikan.
Diantaranya Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), Gereja Kristen Protestan Angkola (GKPA), Gereja Punguan Kristen Batak (GPKB), Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS), Gereja Kristen Lutheran Indonesia (GKLI), Gereja Kristen Protestan Papak Dairi (GKPPD), Huria Kristen Indonesia (HKI), Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI), Banua Niha Kariso Protestan (BNKP).
Kemudian, Gereja Kristen Protestan Mentawai (GKPM), Gereja Kristen Persekutuan (GPP), Orahua Niha Keriso Protestan (ONKP), Angowuloa Masehi Indonesia Nias (AMIN).
Ketua Panitia Konferensi, Drs Ridwin Purba MPd MDiv. dalam laporannya menyebutkan tujuan diadakannya konferensi untuk menggali nilai nilai ajaran Lutheran Kekristenan yang akan ditransferkan kepada murid murid di sekolah.
“Tujuan kegiatan ini untuk memberikan pemahaman tentang ajaran Lutheran tulus dari hati kepada guru sekolah Lutheran yang yang memiliki lembaga pendidikan di Sumut, sehingga bisa ditransferkan kepada murid-murid di sekolah,” ujar Ridwin Purba.
Kepada seluruh peserta Konferensi, Ridwin Purba meminta agar kesempatan ini digunakan semaksimal mungkin untuk saling berdiskusi.
Tujuannya tentu untuk membangun sekolah jadi lebih mantab dan berkualitas. Hal lain yang ditekankan dalam sambutannya adalah, bagaimana membangun sifat yang kolaboratif.
“Sebagai tenaga pengajar, harus mampu membangun sifat yang kolaboratif, mampu berkolaborasi dengan baik kepada murid, sesama guru, sekolah, gereja dan kepada Tuhan Yesus,” himbau Ridwin.
Bupati Simalungun diwakili Kepala Bappeda Mixnon Simamora menyambut baik dan berterimakasih terimakasih kepada KN-LWF yang telah memilih Parapat sebagai tempat penyelenggaraan konferensi ini.
Suasana sejuk di pinggiran Danau Toba diharapkan dapat memberi inspirasi yang lebih baik kepada seluruh peserta dan kembali pulang membawa ide baru untuk memajukan dunia pendidikan.
“Jika mau bangkit sekolah, maka semua stakholder harus terlibat. Jika kita lihat di beberapa kota besar, sekolah Khatolik justru jauh maju dari dari sekolah Lutheran. Namun di daerah pedesaan, saya apresiasi, sekolah Lutheran sangat banyak berperan meningkatkan dunia pendidikan. Semoga mutu pendidikan sekolah sekolah Lutheran semakin maju kedepannya,” imbau Mixnon.
Konferensi Guru Lutheran 2019 ini juga dihadiri Margaret Ruth Butler dan Geoffrey Butler dari Lutheran Church of Australia’s International Mission (LCA IM).
Secara pribadi Margaret Ruth Butler, mengatakan bangga bisa kembali ke Indonesia terutama ke Sumatera Utara, sejak pertama kali berkunjung tahun 2007 lalu.
“Alasan kami kembali karena kami melihat kalian semua menunjukkan begitu banyak cinta dan kasih Kristus. Sebelumnya, kami punya mitra kerja di Sidikalang dan di Alaska. Dan kami berharap apa yang ada pada kami akan ada pada kalian semua,” ujar Margaret.
Diakhir konferensi, Rabu 21 Agustus 2019, dijadwalkan akan ada aksi bersih bersih di pinggiran Danau Toba, tepatnya kebersihan bersama di sepanjang Jalinsum Sibaganding sampai Pintu Gerbang Kota Parapat.
Aksi bersih ini sebagai bentuk kepedulian terhadap kebersihan Kawasan Danau Toba sebagai salah satu destinasi wisata yang sedang dipersiapkan menjadi destinasi wisata kelas dunia. (snc)
Editor: Hermanto Sipayung

Discussion about this post