SimadaNews.com-Peristiwa gempa di Palu, melululuhlantakkan sejumlah bangunan. Bahkan hingga Sabtu (29/9) jumlah korban yang terdeteksi meninggal dunia mencapai 384 orang.
“Jumlah 384 orang meninggal dunia, ini hanya yang di Palu, belum yang di Donggala,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, dalam jumpa pers di Jakarta, Sabtu (29/9.
Sutopo menyebut saat ini para korban ditangani beberapa rumah sakit si Palu, seperti Rumah Sakit Bhayangkara, Rumah Sakit Samaritan, dan Rumah Sakit Wirabuana.
Saat ini proses evakuasi masih dilakukan oleh BNPB dan Tim Sar Gabungan. BNPB memperkirakan jumlah korban masih akan terus bertambah.
“Diperkirakan jumlah korban akan terus bertambah karena masih dalam proses evakuasi. Belum semua korban yang ditemukan bisa diidentifikasi di rumah sakit,” lanjutnya.
Puluhan hingga ratusan orang diperkirakan belum dievakuasi dari reruntuhan bangunan yang ambruk akibat gempa berkekuatan 7,4 skala Richter yang memicu Tsunami di Sulawesi Tengah.
BNPB mencatat kebanyakan orang yang meninggal itu adalah korban gempa. Hotel Roa-Roa di Palu juga ambruk hingga rata dengan tanah akibat gempa 7,4 skala Richter itu.
Sementara, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menegaskan, Pemerintah tengah mengonsolidasikan dan menggerakkan seluruh sumber daya untuk mengatasi bencana gempa dan tsunami di Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah.
“Kominfo menginformasikan bahwa 276 BTS di Sulteng tak bisa berfungsi karena ketiadaan suplai listrik. Suplai listrik mati setelah terjadi gempa,” papar Moeldoko.
Ia mengajak masyarakat untuk tetap tenang dan terus memantau informasi gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah. Presiden Jokowi juga sudah mendapatkan laporan awal dan memerintahkan koordinasi yang cepat.
“Siagakan seluruh sumber daya kita untuk membantu masyarakat yang menjadi korban maupun keluarganya,” demikian perintah Presiden Jokowi.
Saat ini, Kementerian Kominfo telah mengirimkan telepon satelit ke lokasi untuk memperlancar arus komunikasi di daerah terdampak.
Berdasarkan pantauan BMKG, terjadi tsunami di Palu, dan berdasarkan saksi mata dan stasiun BMKG terjadi tsunami setinggi 1.5 m dikarenakan di daerah tsb berbentuk teluk sehingga lebih tinggi apabila terjadi kenaikan muka laut.
Kondisi ini telah diinformasikan oleh BMKG pada sore hari bahwa terjadi potensi tsunami 0.5 m-3m (siaga) sementara di Mamuju terjadi kenaikan muka laut setinggi 6 cm dan BMKG pun telah memberikan peringatan level ketinggian tsunami sebelumnya. (rel/snc)
tambahandata:cnnindonesia