SimadaNews.com-Binsar Sihombing, Pak Guru yang meninggal karena kesetrum listrik saat berada di gubuknya, ternyata dikenal juga sebagai sekretaris maujana Nagori Pematang Syahkuda.
Camat Gunung Malela Jayamin Sipayung saat dihubungi SimadaNews, Minggu (25/2), membenarkan Binsar merupakan warga Huta Marihat Tempel. Dan selama ini dikenal merupakan warga yang aktif dalam kegiatan masyarakat karena juga menjabat sebagai sekretaris maujana.
“Iya benar, Pak Binsar meninggal karena sebelumnya kesetrum listrik. Tadi Pangulunya yang koordinasi,” kata Jayamin.
Dia menuturkan, pengakuan pangulu.kepadanya, sebelum kesetrum listrik diketahui Pak Binsar bersama istrinya sedang berada di persawahan mereka di daerah Silinduk, Sabtu (24/2) sores.
Di persawahan itu, mereka sedang memperbaiki gubuk mereka.
“Memang kondisi hujan, jadi memperbaiki gubuk berhenti dan mereka istirahat. Jadi mungkin pas istirahat ada terkena kabel listrik hingga kesetrum,” ujarnya.
Dia mengungkapkan, setelah kejadian istri korban dibantu warga membawa Binsar ke Simpang Bah Jambi kemudian dibawa ke Puskesmas. Selanjutnya, oleh Pangulu Nagori Pematang Syahkuda Bayu menggunakan mobil dibawa ke RSVI Siantar.
“Pak Pangulu Nagori yang langsung membawa ke rumah sakit. Tapi saat menjalani perawatan meninggal,” aku Jayamin.
Dia menambahkan, Binsar dikenal baik dan ramah kepada masyarakat lainnya. Dan juga orang yang rajin, selain berprofesi sebagai guru dan sekretaris maujana, Binsar masih menyempatkan diri bertani dan beternak.
Sebelumnya, hujan deras yang mengguyur daerah Gunung Malela, meninggalkan luka mendalam bagi keluarga Binsar Sihombing, warga Huta V Marihat Tempel, Kecamatan Gunung Malela.
Pria berumur 35 tahun itu, kesetrum listrik saat berteduh di gubuk persawahannya. Dan saat menjalani perawatan di RSVI Siantar, Binsar dinyatakan meninggal.
Data diperoleh, sebelum kejadian, Pak Binsar bekerja di sawah miliknya di kawasan persawahan Silinduk, Nagori Syahkuda Bayu, Sabtu (24/2) sore.
Tiba-tiba turun hujan, membuat Binsar berteduh di gubuknya.
Menunggu hujan reda, pria yang juga berprofesi sebagai guru di daerah Serbelawan itu bersandar di dinding gubuk yang terbuat dari papan.
Naas, dinding papan yang basah ternyata dialiri arus listrik, hingga bapa dari dua anak itu kesetrum.
Warga lain yang mengetahui kejadian itu, langsung memberikan pertolongan dan membawa Binsar ke Puskesmas Simpang Bah Jambi, dan selanjutnya dirujuk ke RSVI Kota Siantar.
Tetapi saat menjalani perawatan di rumah sakit itu, Binsar tidak tertolong dan dinyatakan meninggal.
Tampak ketika jenazah tiba di rumah duka, tangisan silih berganti memecah suasana malam di rumah duka.
Istri korban dan dua anaknya yang masih balita terlihat menangisi jenazah Binsar.
Para jiran tetangga pun terlihat menenangkan istri dan anak-anak korban. (mas/snc)