SimadaNews.com-Parsadaan Mahasiswa Humbang Hasundutan (Parmahan) Bengkulu, berkumpul bersama dan mengelar doa bersama sebagai wujud rasa duka dan belasungkawa atas tenggelamnya KM Sinar Bangun di perairan Danau Toba.
Kegiatan pengurus dan anggota Parmahan, dimulai dengan kebaktian singkat dan pembacaan nats sebagai penguat bagi korban KM Sinar Bangun.
“Dan Ia akan menghapus segala air mata dari dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi. Tidak akan ada lagi perkabungan atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalun,” kata Riduan Asep Harefa, membacakan nats alkitab dari Wahyu 21:4.
Usai membacakan nats alkitab, Riduan mengajak seluruh anggota Parmahan melakukan refleksi atas tragedi KM Sinar Bangun dimulai dengan penyalaan lilin sebagai bentuk simbol doa dan harapan supaya di kemudian hari tidak ada lagi tragedi kapal tenggelam di perairan Danau Toba.
Saat prosesi refleksi, Hosani salah seorang anggota Parmahan juga menyanyikan lagu “Ibu Pertiwi“ dan membacakan puisi “Tao Toba“. Puisi itu, menggambarkan musibah yang terjadi dan harapan terbaik akan datang.
Usai refleksi, Ketua Parmahan Panogihon Purba, saat membacakan pernyataan sikap mereka, menyampaikan dukacita yang sangat mendalam atas tragedi yang sudah terjadi.
Dalam Pernyataan sikap tersebut, Panogihon menyampaikan poin penting, yakni kondisi dan kelayakan kapal yang tenggelam tidak terpenuhi karena kapasitas muatan kapal melebihi batas maksium muatan. Ditambah lagi kapal tersebut dikhusukan hanya untuk mengangkut manusia bukan diperuntukkan mengangkut angkutan transportasi roda dua dan roda empat.
Menurut mereka, diduga ada unsur kesengajaan dan Kelalaian pemilik kapal, nahkoda maupun pihak-pihak terkait yang seharusnya melihat cuaca buruk dan kondisi kapal yang melebihi kapasitas yang seharusnya tidak layak berlayar, namun tetap berlayar.