SimadaNews.com-Pemerintah Kota Medan, bertekad mewujudkan Kota Medan menjadi Kota Metropolitan yang indah dan bersih. Mewujudkan itu, sudah ada intruksi walikota untuk kepada seluruh jajarannya, untuk membersihkan tempat yang melanggar jalur hijau.
Tetapi, intruksi yang disampaikan walikota, belum semua jajarannya melaksanakan. Buktinya, masih ada juga pemandangan kumuh seperti yang terlihat di Jalan Raya Pelabuhan Belawan, tepatnya di depan Kantor Pelindo I Belawan .
Pemandangan yang kumuh tersebut tidak layak dipandang dan tidak mencerminkan budaya bersih, padahal jalan tersebut merupakan pintu masuk ke Pelabuhan Belawan.
Pantauan wartawan di lokasi pengerjaan galian parit yang digenangi air tersebut, terlihat satu unit alat berat tidak beraktifitas sehingga lokasi galian parit digenangi air.
Salah seorang warga, N. Siregar mengatakan, sudah hampir tiga hari penggalian parit ini tidak dilakukan, sehingga badan jalan hampir separuh digenangi air lumpur.
“Kami heran, kenapa terhenti pengerjaan penggalian ini, Pelindokan Perusahaan elit di Belawan ini, kami sangat merasa terganggu akibat beko yang nongkrong begitu saja, dan genangan air dibiarkan tanpa ada kebijakan dari pihak Pelindo Belawan,” ucapnya.
Hal senada disampaikan Lili Pupu Yadi, Wakil Koordinator Daerah Asosiasi Wartawan Propesional Indonesia (AWPI). Dia mengaku, sering mendengar keluhan warga karena terbengkalainya proyek tersebut.
“Akibat penggalian proyek tersebut, halaman warga setempat digenangi air dari galian Pelindo tak pernah kering dari air lumpur, dan ini sangat mengganggu,” ujarnya.
Minyikapi galian parit tersebut, AM Tanjung sebagai Aktivis Suara Rakyat menyesalkan pembiaran yang dilakukan perusahaan PT. Pelindo I.
“Program Pemko Medan menginginkan kebersihan kota, tapi masih ada pihak perusahaan tidak memberikan dukungan. Kita harap, pihak PT Pelindo secepatnya menyelesaikan proyek itu. Supaya genangan air tidak terus berlanjut,” katanya. (ali/sc)