SimadaNews.com-Proyek Preservasi jalan milik Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina Marga yang dikerjakan PT. Mitra Enginering Grup, bernilai Rp9,2 miliar dinilai dikerjakan asal jadi tanpa menghiraukan keselamatan pengguna jalan.
Salah satu titik pengerjaan pemasangan gorong-gorong (box culvet) yang melintas di bawah jalan lintas Sumatera tepatnya di kampung seberang Perdagangan 2, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun, proyek yang dikerjakan mengancam keselamatan pengguna jalan. Apalagi menjelang lebaran, jalan itu akan banyak dilalui kendaraan.
Pihak pekerja, diduga mengabaikan kesehatan dan keselamatan masyarakat pengguna jalan dan melanggar Undang-undang No.22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan.
Pantauan wartawan, tampak aspal yang sebelumnya dibongkar hanya ditimbun dan belum diaspal sehingga pengguna jalan harus ekstra hati-hati agar tidak ditabrak kendaraan lain dari belakang. Bahu jalan juga dibiarkan berlubang dan tidak ditimbun sama sekali seperti semula.
Menurut warga, karena tidak ada tanda-tanda yang dibuat di lokasi perbaikan jalan. Beberapa hari lalu tepatnya Sabtu 19 Mei, terjadi kecelakaan dan mengakibatkan pengendara meninggal duni di lokasi. Dan pasca kejadian, pihak pekerja proyek juga tidak ada membuat tanda-tanda bahaya di lokasi proyek.
”Pasca kejadian, kalau aku kutimbun sendiri bang lubang yang menganga tepat di depan rumahku. Karena mengantisipasi terjadinya kecelakan terlebih di malam hari,” kata salah seorang pemilik rumah yang ada di pinggir jalan sekitar proyek.
“Abang lihatlah sendiri, bekas galian jalannya berlubang tidak ditimbun lagi sama orang itu. Main tinggal gitu aja,” kesalnya.
Sedangkan pelaksana lapangan PT. Mitra Enginering Grup, yang mengaku bermarga Nababan ketika dikonfirmasi via seluler, Selasa (5/6) sekitar pukul 16:00 WIB mengatakan, pengaspalan jalan akan dilakukan bersamaan dengan pengaspalan jalan ke KEK Sei Mangkei.
Disinggung tentang pengerjaan penahan bahu jalan yang terkesan asal-asalan, berlubang dan membahayakan pengguna jalan,Nababan berkilah pekerjanya tidak bertanggung jawab. Yang mengerjakannya merupakan upahan yang mereka pekerjakan.
”Besok (hari ini,red) kami timbun itu ya bang,” katanya. (syi/snc)