SimadaNews.com-Walikota Siantar Hefriansyah, terkesan buang badan dalam mewujudkan pembangunan Tugu Raja Sangnaualuh Damanik. Komitmen yang disebutkan Hefriansyah hanyalah wujud abstrak yang berujung semakin tidak jelasnya realisasi pembangunan.
Kesan buang badan yang ditunjukkan Walikota Siantar Hefriansyah, terbukti ketika memimpin rapat dengar pendapat soal pembangunan Tugu Sangnaualuh di ruang rapat Bapeda Siantar, Senin (15/7).
Hefriansyah dalam paparannya, menyampaikan, sebenarnya Pemko Siantar berkeinginan supaya pembangunan tugu cepat selesai. Namun, dalam perjalanannya ada beberapa permasalahan soal tempat dan bentuk tugu.
“Kami sebenarnya ingin cepat selesai, tapi jangan lagi kami (Pemko) dibebankan soal tempat dan bentuk. Silahkan lagi di musyawarahkan semua dengan elemen masyarakat,” katanya.
Hefriansyah mengaku, benar pernah diputuskan pembangunan akan dilakukan di Taman Bunga atau Lapangan Merdeka. Namun karena regulasi menyatakan bahwa Taman Bunga menjadi ruang terbuka hijau, maka lokasi tidak tepat karena dianggap melanggar hukum, sehinnga dipindah ke Lapangan Haji Adam Malik, juga menuai protes dari sejumlah elemen masyarakat.
“Kan sudah ada rencana di Taman Bunga, lalu kita tak mau melanggar hukum karena Taman Bunga ruang terbuka hijau. Jadi pindah ke Lapangan Adam Malik, tapi diprotes juga. Jadi Pemko Siantar memutuskan diberhentikan sementara. Jadi bukan dibatalkan, hanya diberhentikan sementara untuk dibahas kembali,” kilah Hefriansyah.
“Jadi sudahlah, memang benar karena sempat ada mulai proses pembangunan ada audit BPK soal itu. Tapi itu tidak melanggar hukum, makanya kita minta sama Kejaksaan membuat legal opini soal itu,” kilahnya lagi.
Hefriansyah berharap, supaya elemen masyarakat yang hadir dalam dengan pendapat itu, kembali merumuskan dan menyatukan presepsi soal pembangunan tugu.
“Janganlah kami (pemko) dibebani soal bentuk dan tempat. Kami sudah siapkan dana untuk pembangunan. Iyakan begitulah, dibahas lagilah ya,” katanya. Dan tidak berapa lama Hefrianysah meninggalkan ruang rapat karena akan mengikuti rapat di DPRD Siantar.
Sementara, saat diskusi yang dipandu Pardamean Silaen, sempat memanas karena adanya perbedaan persepsi atas kelanjutkan pembangunan Tugu Sangnaualuh.
Satu sisi, ada kelompok yang mengatakan setuju akan dilanjutkannya pembangunan Tugu Raja Sangnaulauh, tapi dibuat dibuat dalam bentuk monumen, sedangkan kelompok lainnya sepakat supaya pembangunan yang sudah dibicarakan sebelumnya dilanjutkan dengan tidak merubah bentuk dan desain.
“Kami meragukan komitmen Pemko Siantar. Kalau mau komit, bangun saja sesuai hasil seminar tanpa merubah bentuk dan desain. Soal adanya perbedaan pendapat, pada waktu seminar beberapa tahun lalu sudah diakomodir semua,” kata Sekretaris DPD-PMS Kota Siantar, Rohdian Purba SPd MSi.
Rohdian menambahkan, PMS dan elemen masyarakat Simalungun lainnya seperti HIMAPSI, Ihutan Bolon Damanik, dan Tupuuan Marga-marga Simalungun, tetap meminta agar proses pembangunan dilanjutkan sebagaimana yang sudah ditetapkan.
“Kita minta Pemko Konsisten. Itu Saja,” tegas Rohdian.
Pernyataan Rohdian, juga didukung pengurus Ihutan Bolon Damanik, DPC HIMAPSI Siantar, Tuppuan Dasuha dan sejumlah lembaga lainnya.
Sedangkan Hermanto Sipayung, mantan Ketua DPC HIMAPSI Kota Siantar periode 2010-2015, yang hadir saat rapat, menyampaikan, bahwa Pemko Siantar seolah-olah terus menerus menciptakan opini baru terhadap pembangunan Tugu Raja Sangnaulauh, dan penciptaan opini baru merupakan bukti ketidakseriusan oknum tertentu di Pemko Siantar untuk mewujudkan pembangunan tugu.
“Saya curiga ada oknum-oknum yang tidak menginginkan pembangunan tugu, sehingga selalu ada gelombang protes yang seolah-olah diciptakan. Kalau mau komit, bangun saja. Toh sewaktu seminar sudah diakomodir semua,” kata Hermanto dengan nada keras.
Hermanto menegaskan, apa yang dipaparkan pada opini baru yang disampaikan Walikota Siantar, merupakan sikap buang badan dan tidak komit.
“Tapi seoalah-olah tadi menunjukkan komitmen, tapi terkesan buang badan. Kalau mau jujur, siapa lagi yang memindahkan lokasi? Siapa lagi yang menciptakan pembicaraan baru? Jadi jangan diberi janji abstrak. Ingat, siapa yang bermain-main dalam proses pembangunan tugu, akan mendapat bala!” tegas Hermanto.
Usai rapat, Hermanto Sipayung kembali menegaskan kepada Pardamean Silaen, bahwa Pemko Siantar tidak serius melanjutkan pembangunan tugu.
“Tidak benar serius walikota kalian itu, terus mengajak membahas tapi tidak ada kesimpulan,” ucap Hermanto. (snc)

Discussion about this post