SimadaNews.com-“Itulah, Bang. Tadi malam, lengkaplah penderitaan ini. Sudah listik padam, kami kena banjir pula. Beras yang baru dibeli pun basah semua,”.
Itulah ungkapan sejumlah warga Lingkungan 8 Kelurahan Perdagangan I, Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun, kepada SimadaNews.com, Selasa (2/10) siang.
Mereka mengaku, pada Senin (1/10) malam, tiba-tiba hujan turun sangat deras sehingga listrik PNL padam. Dan saat listik padam, tiba-tiba saluran air yang berada di Komplek Perumahan yang tidak jauh dari Pabrik Karet PT Sentang Raya Indonesia (SRI), meluap dan membuat rumah warga terendam air setinggi paha orang dewasa.
Syafii (45), salah seorang warga yang rumahnya mengalami kebanjiran mengatakan, peristiwa banjir terjadi sekira pukul 11.30 WIB. Waktu itu, dia dan keluarganya terbangun karena air sudah mulai menyentuk tubuh mereka ketika tertidur lelap.
“Untung saja saya terbangun. Kalau tidak, saya tidak tahu lagi dengan kondisi keluarga saya, terutama anak saya,” aku Syafii.
Dia mengaku, sewaktu terbangun dia sudah melihat anaknya yang kecil terapung di air bersama kasurnya. Bahkan salah satu anaknya terbungkus di kasur.
Hal sama dialami Irwan (43). Dia menuturkan, banjir itu diduga karena tembok milik pabrik karet yang melintang di atas saluran air menghambat air mengalir dengan leluasa.
“Kalau tidak ditembok, pemukiman kami tidak akan banjir.Selama ini kami tidak pernah mengalami banjir,” ujarnya.
Irwan mengaku, supaya banjir tidak bertambah besar, dia bersama warga lainnya, terpaksa menjebol tembok milik perusahaan tersebut.
“Kami tidak menuntut dan meminta sesuatu kepada perusahaan, kami hanya berharap merasa nyaman dan aman. Kami berharap pihak perusahaan dapat membantu mengganti rugi atas kerugian yang kami alami,” ujarnya.
Kepala Lingkungan 8 Perdagangan 1, Abdul Azis, membenarkan peristiwa banjir itu dan sudah menyampaikan keluhan warga kepada pihak perusahaan PT SRI.
“Sudah kita beritahu kepada pihak perusahaan, dan pihak perusahaan sudah merespon dengan melakukan pengerukan saluran parit yang tersumbat,” ujarnya.
Sementara pantauan reporter SimadaNews.com, Selasa (2/10) pihak perusahaan melakukan pengerukan di saluran parit warga. Disela-sela pengerukan parit, warga masih mengesalkan pihak perusahaan yang dianggap kurang memahami lingkungan sekitar perusahaan.
Beberapa warga mengatakan, jika belum terjadi sesuatu hal terhadap warga, pihak perusahaan tidak peduli dengan lingkungan sekitar perusahaan. (jaya/snc)