SimadaNews.com-Tanaman menghasilkan di Afdeling I Unit Gunung Bayu Perkebuan PTPN IV, bagaikan hutan yang tidak pernah dirawat sama sekali oleh siapapun.
Kondisi lahan perkebunan milih pemerintah itu, sama sekali tida ada perawatan. Diduga dana perawatan kebun, tidak dipergunakan untuk melakukan upaya perawatan supaya tanama itu dapat menghasilkan buah sawit dengan baik.
Pantau repoter SimadaNews.com, terlihat dengan jelas banyak pohon yang diselimuti rumput hingga repoter tidak berani untuk masuk ke dalam kawasan perkebunan.
Salah seorang pekerja yang ditemui beberapa hari yang lalu ketika melintasi kawasan perkebunan itu, mengaku tanaman itu memang tanaman menghasilkan yang memiliki potensi TBSnya dipanen. Tetapi karena kurangnya perawatan, panenpun tidak pernah dilakukan. Dan kondisi itu sudah terjadi bertahun-tahun.
”Ya kami ini cuma hanya karyawan kecil, Bang. Tidak semua pekerjaan bisa kami kerjakan. Asal abang tahu, ada yang mau mengerjakan tunasan cuma diberi upang Rp700 per pokok? Sementara dalam satu pokok ada paling sikit 20 pelepah yang harus ditunas,” katanya dengan nada mengeluh.
Pekerja yang tidak mau namanya dipubilkasikan ini, juga mengaku bahwa Satuan Pengawas Internal (SPI) dinilai hanya formalitas. Sebab apabila ada SPI yang datang, tidak semua dilakukan pengawasan.
”Ngeri permainannya bang. SPI kalau datang udah diaturnya itu sama bos-bos itu,” katanya.
Aska Rayon A, Mulianto, ketika ditemui di kantor Afdeling III, Senin (20/8) sekira pukul 11.30 WIB, mengatakan kalau perawatan di Afdeling I sedang dilakukan pengerjaan.
”Oh itu sedang dikerjakan. Saya saja mau ke lokasi ini,” katanya singkat.
Terpisah Maneger Unit Gunung Bayu, Darwis Damanik, ketika dikonfirmasi melalui telepon selulernya meski ada nada sambung pertanda telepon genggamnya aktif, tapi tidak kunjung diangkat.
Hingga berita dilansir ke meja redaksi, reporter masih mencoba menghubungi pihak satuan pengawas internal terkait tananam yang terlantar itu. (jaya/snc)