SimadaNews.com-Pesona Budaya Batak akan kembali digelar di Parapat dalam rangka mengenang satu tahun meninggalnya Master Budaya Batak Prof. M. Sorimangaraja Sitanggang. Rencananya, kegiatan dirangkai dengan pegelaran budaya pada 23-24 Agustus 2019.
Mematangkan rencana kegiatan itu, tokoh masyarakat Parapat bersama unsur Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimca) Girsang Sipangan Bolon, menggelar rapat koordinasi, Jumat (2/8).
Saat rapat digelar, perwakilan Yayasan Pusuk Buhit Sakti, bersama muda mudi Parapat-Ajibata sebagai pelaksana kegiatan, mengungkap keprihatinannya atas minimnya dukungan pemerintah untuk mengembangkan budaya.
“Sebagai generasi muda, kami coba menggali kembali budaya Batak yang sudah jarang dilakukan di Parapat sekitarnya. Karena itu, kita menggelar rapat bersama guna meminta masukan dari semua pihak demi terselenggaranya kegiatan ini dengan baik,” kata Sorimangaraja.
Ketua Parsadaan Toga Sinaga Dohot Boruna (PPTSB) Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Tumpan Sinaga, mewakili tokoh masyarakat mengapresiasi rencana pelaksanaan Pesona Budaya Batak itu.
Tumpan berharap, lewat ivent ini, budaya Batak yang sudah mulai terlupakan dapat diangkat kembali kepermukaan dan menjadi nilai jual untuk memajukan wisata budaya di Parapat.
“Bagaimana caranya agar acara ini bisa naik lagi ke permukaan, sehingga menjadi agenda tahunan. Bagaimana caranya agar budaya di Parapat ini tetap hidup,” katanya.
Dia menyebutkan, karena pengaruh budaya modern ada banyak ritual budaya yang jarang dilakukan bahkan nyaris hilang, demikian juga dengan tortor.
“Tortor sebagai budaya Batak sudah tak lagi dipahami masyarakat pakem dan arti dari tortor itu sendiri. Ibarat daging kehilangan rohnya, sehingga Parapat semakin ditinggalkan,” sebut Tumpan.
Camat Girsang Sipangan Bolon, melalui Sekcam Donni Sinaga, berharap agar pelaksanaan Pesona Budaya Batak ke-II ini benar benar dilakukan dengan konsep budaya yang benar.
“Dari akar yang benar akan tumbuh batang yang baik dan buah ranum, sehingga acara Pesona Budaya Batak ini benar benar duduk pada budaya yang sesungguhnya dan menjadi pembelajaran bagi generasi muda. Ini menjadi kearifan lokal yang bisa dilaksanakan setiap tahun,” harapnya.
Berdasarkan Run Down acara panitia, kegiatan akan dimulai 23 Agustus, diawali dengan Ziarah Akbar ke makam Prof. M. Sorimangaraja Sitanggang di Sipolha.
Kemudian, sepulang ziarah dilanjutkan dengan makan siang bersama di Open Stage Pagoda, arak arakan dan karnaval dari Terminal Parapat menuju Open Stage Pagoda dan menabur bibit ikan ke Danau Toba.
Hari ke dua, acara puncak tanggal 24 Agustus diisi dengan Tortor Pangurason (Cawan), Tortor Tunggal Panaluan, Mangalahat Horbo, Penampilan Marching Band SMA N1 Parapat, Tortor Massal Anak SD, Tortor Simalungun Haroan Bolon, Pertunjukan Tortor Lintas Etnis Batak, Pemutaran Film Dokumenter, Hiburan dan Pesta Kembang Api.
Saat rapat koordinasi, turut hadir Pembina Yayasan Pusuk Buhit Sakti Sedihma Silalahi, Penggiat Tortor Batak Rose Situmorang dan B Tambunan mewakili Polsek Parapat. (snc)
Editor: Hermanto Sipayung