Untuk mempercepat peningkatan populasi sapi/kerbau pada tahun 2015-2016 telah dilakukan program Gertak Birahi dan Inseminasi Buatan (GBIB). Selanjutnya pada Oktober 2016 Kementan memperluas program ini dengan lebih mengoptimalkan pelayanan reproduksi kepada sapi-sapi milik peternak melalui Upsus Siwab (Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting) yang bertujuan untuk mempercepat peningkatan populasi sapi di tingkat peternak.
Esensi Upsus Siwab, lanjut I Ketut, adalah mengubah pola pikir petani ternak, yang cara beternaknya selama ini masih bersifat sambilan, menuju ke arah profit dan menguntungkan bagi dirinya.
Realibitas dan validitas kinerja nasional tidak perlu diragukan lagi, seluruh pelaporan kinerja Upsus Siwab sudah terverifikasi, terlaporkan dan tercatat dalam sistem iSIKHNAS (Sistem Informasi Kesehatan Hewan Terintegrasi). Sejak pelaksanaan Upsus Siwab tahun 2017, sudah lahir 2.385.357 ekor dari indukan sapi milik peternak, sebuah catatan kinerja yang fantastis dan patut dibanggakan.
I Ketut menuturkan, berdasarkan perhitungan analisa ekonomi, jika harga anak sapi lepas sapih rata-rata sebesar Rp8 juta rupiah, sedangkan hasil Upsus Siwab 2017–2018 sebanyak 2.385.357 ekor ekor, maka diperoleh nilai ekonomis sebesar Rp19,08 triliun. Nilai yang sangat fantastis mengingat investasi program Uspsus Siwab 2017 – 2018 hanya sebesar Rp 1,41 T, sehingga ada kenaikan nilai tambah di peternak sebesar Rp17,67 triliun.
“Dampak Upsus Siwab juga mampu menurunkan pemotongan betina produktif melalui kerjasama dengan Baharkam Polri. Pemotongan sapi dan kerbau betina produktif secara Nasional pada periode Januari sampai Agustus 2018 sebanyak 8.482 ekor. Jumlah pemotongan tersebut menurun 51,38 persen, jika dibandingkan dengan pemotongan sapi dan kerbau betina produktif pada periode yang sama pada Tahun 2017,” sebutnya.
Dia menambahkan, selain percepatan dalam peningkatan populasi sapi di dalam negeri, Upsus Siwab juga telah mampu menghasilkan sapi-sapi yang berkualitas dengan peningkatan kualitas sumber daya genetik ternak sapi.
Untuk meningkatkan produksi juga dilakukan pengembangan sapi ras baru “Belgian Blue” yang memiliki perototan besar yang beratnya bisa mencapai diatas 1,2–1,6 ton. Belgian Blue bukan sapi biasa, pertambahan bobot badannya tinggi sekali, per hari bisa mencapai 1,2-1,6 Kilogram.
“Sampai saat ini, telah ada 99 ekor kelahiran sapi Belgian Blue yang berhasil dikembangbiakkan baik dari hasil Transfer Embrio (TE) maupun Inseminasi Buatan (IB) dan sudah ada sebanyak 276 ekor sapi bunting. Kementan menargetkan kelahiran 1.000 pedet Belgian Blue pada mendatang 2019 baik melalui Inseminasi Buatan maupun transfer embrio,” pungkasnya. (rel/snc)