SimadaNews.com – Beberapa titik jalan provinsi nyaris terputus akibat longsor setelah hujan deras terjadi beberapa pekan terakhir. Dari penuturan Kepala Desa Cinta Damai, Kecamatan Nassau, Kabupaten Toba, Purba Nababan, masyarakat mengeluhkan tak bisa mengantarkan hasil panen hingga satu bulan terakhir ini.
Jalan provinsi yang nyaris terputus tersebut ada di beberapa titik, yakni: Desa Napitupulu di Kecamatan Silaen, Desa Buluduri dan Kelurahan Parsoburan Barat di Kecamatan Habinsaran, dan Desa Nassau di Kecamatan Nassau. Keempat titik ini merupakan jalan utama yang menghubungkan sejumlah kecamatan di Kabupaten Toba hingga ke perbatasan Kabupaten Labuhanbatu.
“Kami tak bisa lagi mengantarkan hasil pertanian dari desa kami kawasan Hasang ini, sudah hampir sebulan. Makanya, sawit kita sudah busuk dan kami pun enggak tahu lagi gimana caranya mengantarkan hasil tanaman kami,” ujar Purba Nababan saat dikonfirmasi simadanews,com, Selasa (28/9/2021).
Ia juga menuturkan bahwa truk dengan kapasitas berlebihan juga melintas di jalan tersebut yang mengakibatkan jalan semakin cepat longsor. Secara umum jalan provinsi yang terletak di tiga kecamatan; Habinsaran, Nassau, dan Borbor berbatasan langsung dengan jurang yang relatif dalam.
Jalan tersebut pada umumnya mengikuti kontur pegunungan atau berada di pinggir tebing sehingga relatif mudah longsor. Selain itu, jalan tersebut sebagian tidak memiliki drainase yang terbilang bagus. Dengan demikian, air langsung meluap ke jalan manakala hujan terjadi.
“Selama beberapa pekan ini memang hujan, namun yang paling parah itu adalah banyaknya truk dengan kapasitas berlebih melintas yang membuat bahu jalan tidak mampu menahan beban itu dan akhirnya longsor,” katanya.
Ia juga mengisahkan bahwa masyarakat Desa Cinta Damai harus bermalam di beberapa titik jalan provisi yang rusak saat mengantarkan hasil tani mereka. Dengan demikian, pihaknya harus memakan waktu hampir sepekan untuk mengantarkan hasil tani dari Desa Cinta Damai ke Puloraja, Asahan.
“Selain kita sudah jauh mengantarkan hasil tanaman dari perbatasan Toba–Labura ini, kita juga dipersulit dengan akses yang nyaris terputus. Kita harus menginap berhari-hari dalam perjalanan menuju tujuan kita di Puloraja,” katanya.
“Kini, hasil tani kita kebanyakan busuk. Kita enggak tahu mau berbuat apalagi dalam kondisi ini. kita harus jauh mengantarkan hasil tani, kita juga kesulitan karena harus melewati jalan yang nyaris putus,” katanya. (Jaya Napitupulu)