SimadaNews.com-Tujuh Kerajaan Simalungun, mengikuti Festival Keraton Nusantara (FKN) ke-XII Tahun 2018, yang digelar di Batu Sangkar, Tanah Datar Sumatera Barat (Sumbar), Selasa-Jumat (27-30/11).
Ketua Panitia Promosi Budaya 7 Kerajaan Simalungun (PB7KS), Jordi Purba saat dihubungi, mengatakan, FKN merupakan ajang tahunan yang melibatkan 70 kerajaan se-Nusantara untuk menampilkan berbagai keragaman adat budaya kerajaan.
Berbagai kegiatan dirangkai dalam berbagai sajian menarik sehingga menjadi promosi budaya antara lain, Seminar budaya, kirab prajurit dan pawai budaya, pameran benda pusaka, pertunjukan tari kerajaan, perjalanan wisata hingga mengunjungi pusat kerajinan.
Kerajaan Simalungun dalam perjalanan, memperkenalkan kebudayaan sudah tiga kali berturut turut selalu mengikuti event serupa, pertama FKN XI Cirebon 2017, FKMA V (Festival Keraton dan Masyarakat Adat Asean) Sumenep, Madura 2018, hingga FKN XII Batusangkar, Tanah Datar, Sumatera Barat yang akan digelar 27-30 November 2018 bersamaan dengan event Pesona Minangkabau 28-2 Desember 2018.
Tujuh Raja Simalungun akan mengikuti FKN XII tersebut antara lain, Raja Raya , Tuan Artalim Saragih Garingging, Raja Siantar Tuan Difi Sangnuan Damanik, SE, Raja Panei Tuan Jaulan Purba Dasuha , Raja Dolog Silou Tuan Tanjargaim Purba Tambak, Raja Silimahuta Tuan S.N. Girsang, Raja Tanah Jawa Tuan Kasli Sinaga, Raja Purba Tuan Aminsyah Purba Pakpak.
Jordi menyebutkan,berikutnya, tim PB7KS berupaya agar Kerajaan Simalungun resmi menjadi anggota FKN, hingga kemudian mendapat kesempatan menjadi tuan rumah berikut yakni FKN Tahun 2020. Selain hal tersebut, rangkaian agenda besar lainnya upaya mendirikan rumah bolon 7 kerajaan kembali.
Penasehat PB7KS, dr. Sarmedi Purba menambahkan, dibutuhkan sosialiasi mengenai pembangunan istana raja simalungun, khususnya manfaat sebagai promosi budaya sekaligus mendatangkan kesejahteraan masyarakat melalui pariwisata.
Berbagai pengamat budaya, penulis dan aktivis lainnya harus dilibatkan untuk mengisi media, kemudian membuat perencanaan, pertemuan dan seminar hingga output terlihat dalam APBD Kota Siantar dan Kabupaten Simalungun.
Koordinator Budaya PB7KS, Sultan Saragih yang sudah terlebih dahulu melakukan survei dan persiapan seminggu sebelumnya menjelang kehadiran 7 kerajaan Simalungun pada acara tersebut menegaskan diplomasi kebudayaan sangat penting sebagai bukti eksistensi kerajaan simalungun masih ada, benar telah mempertahankan dan melestarikan adat istiadat.
Kemampuan hubungan bilateral antar wilayah kerajaan ini sebenarnya sudah lama dilakukan oleh leluhur Simalungun, salah satunya melalui penutup kepala adat Simalungun yang selama ini memakai gotong batik.
“Jika ditelusuri lebih lanjut, kita dapat mengambil pendapat Raja Dolog Silou, Tuan Bandaralam Purba Tambak dengan literasi pusataha lak lah Partikkian Bandar Hanopan menyebutkan leluhur Purba Tambak berasal dari Pagaruyung. Banyak hal tentang benang merah sejarah dan hubungan bilateral Simalungun dalam era nusantara yang belum kita gali dan buka, bisa menjadi pembelajaran bagi generasi,” katanya.
Dia menambahkan, kolaborasi PB7KS, Patunggung Simalungun, Sanggar Budaya Rayantara kali ini dalam FKN XII menjadi cermin bahwa sinergi dan bersatu akan lebih banyak menghasilkan karya budaya daripada tercerai berai.
“Kehadiran FKN selain sebagai media pelestarian tradisi dan budaya, memperkuat identitas budaya, juga menjadi aset pariwisata,” ujarnya. (rel/snc)