SimadaNews.com-Jopinus Ramli (JR) Saragih ”Ipaborhathon” atau diberangkatkan ribuan masyarakat Siantar-Simalungun, Sabtu (27/1) untuk meraih kemenangan pada Pilkada Sumut 2018.
Saat acara digelar, ada sejumlah fakta-fakta sewaktu kegiatan berlangsung mulai awal hingga akhir.
1.Arus Lalulintas Dialihkan
Banyaknya masyarakat yang datang ke acara ”paborhathon” membuat Jalan Lintas Siantar-Saribu Dolok mengalami kemacetan yang sangat panjang. Guna memperlancar arus lalulintas, sejumlah personel polisi dan pegawai Dishub Simalungun, tampak mengatur parkir dan arus lalulintas di jalan lintas itu.
Selain itu, arus lalulintas kendaraan yang datang dari Pematangsiantar dialihkan melalui jalan yang melintas perkantoran Kodim Simalungun dan Kantor DPRD Simalungun.
2.Digelar di Lapangan SMP Negeri 1 Raya
Proses belajar mengajar di Hari Sabtu di Kabupaten Simalungun, membuat acara pemberangkatan JR Saragih digelar di Lapangan SMP Negeri 1 Raya. Selain hari libur, minimnya lapangan di Kecamatan Raya, membuat kegiatan acara mau tidak mau harus digelar di lapangan sekolah itu, karena tinggal itu lapangan yang memiliki ruang terbuka dan bisa menampung ribuan masyarakat.
Sebenarnya, ada sejumlah tempat seperti Balai Pertemuan di Raya yang dulunya pernah menjadi lapangan kebanggaan masyarakat Raya. Selain itu ada lapangan, Kodim dan Lapangan SMK Negeri 1 Raya. Tetapi karena kedua lapangan itu tidak berada di pinggir jalan lintas, sehingga panitia tidak memilih kedua lapangan itu.
3.Pemberian Hiou, Borastenger dan Sipirnitondi
Acara pemberangkatan terhadap JR Saragih, dinilai cukup meriah. Hampir seluruh perwakilan etnis yang ada di Sumatera Utara, hadir memberikan semangat kepada kandidat yang diusung Partai Demokrat, PKPI dan PKB Itu.
Tampak perwakilan etnis memberikan kata-kata penyemangat kepada JR Saragih. Selain itu, mereka juga memberikan tanda penyemangat seperti penyematan hiou dan ulos serta pemberian ”boras tenger” atau ”sipirniitondi”.
Terlihat massa dari berbagai etnis yang sudah berjubel sejak pagi, memberi warna-warni pelangi melambangkan Bhineka Tunggal Ika.
Perwakilan etnis dari Simalungun, Nias, Melayu, Jawa, Toba, Mandailing, Pakpak, Karo, Tionghoa dan India, tampak mengenakan busana adat masing-masing.
4.Ance Selian Terlambat
Saat proses pemberangkatan, Ance Selian yang merupakan pasangan JR Saragih tidak terlihat. Kehadiran Ance di atas panggung ketika JR Saragih memberikan kata sambutan di depan ribuan pendukungnya.
”Oh itu, Pak Ance sudah datang. Mari Pak, Naik ke panggung,” ajak JR Saragih.
Ketika diberi waktu menyampaikan kata sambutan. Ance Selian menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat karena datang terlambat.
Keterlambatannya bukan unsur sengaja. Tetapi, sebelum berangkat dari Medan ke Raya. Dia menyempatkan diri melihat salah seorang Santri yang sedang di opname di rumah Sakit di Lubuk Pakam.
”Saya seorang santri. Mendengar ada santri yang sedang sakit di rumah sakit. Hati saya tergerak untuk melihat guna memberi penyemangat. Saya mengikuti jejak Pak JR, yang respon dengan masyarakat,” kata Ance disambut tepuk tangan masyarakat.
Meskipun terlambat, Ance Selian juga diberikan hiou/ulos oleh perwakilan multi etnis seperti yang diberikan kepada JR sebelumnya.
5.Dihibur Artis-artis Terkenal dan Pegelaran Budaya
Suasana pemberangkatan JR Saragih dan Ance Selian, semakin meriah ketika sejumlah artis menghibur masyarakat. Tak tanggung, artis yang menghibur merupakan deretan artis terkenal di blantika musik daerah.
Tampak ada Jhon Elyaman Saragih. Pelantun lagu Cewek Matre dan Gumisni Huting itu, terlihat memberikan suasana meriah dan menghibur masyarakat. Ada juga Arvindo Simatupang yang piawai menyanyikan lagu-lagu daerah toba. Selain kedua artis papan atas itu, sejumlah artis lokal juga turut menghibur diiringi pemusik handal Raden Saragih.
Tidak cukup hanya dihibur artis-artis, pegelaran budaya juga ikut menyemarakkan acara. Tampak ada penampilan barongsai dari etnis Tioghoa, pegelaran dihar dan tortor, uning-uningan dan seni tradisional lainnya.
6.Tokoh Nasional, Tokoh Agama, Wakil Rakyat, Perangkat Nagori dan ASN
Meriahnya acara pemberangkatan juga dihadir sejumlah tokoh nasional. Tampak Mantan Menteri Pertanian Prof Bungaran Saragih didaulat memberikan kata sambutan.
Prof Bungaran Saragih menyatakan, JR Saragih-Ance Selian mampu membangkitkan ekonomi Sumatera Utara. Saat ini, menurut data yang ada padanya, Sumut masih kalah jauh dengan provinsi-provinsi yang ada di pulau Jawa,
“Keberhasilan JR Saragih mendongkrak laju pertumbuhan di Simalungun pasti diterapkan untuk Sumatera Utara. Saya yakin, JR Saragih akan memosisikan Sumut sejajar dengan provinsi-provinsi yang maju di pulau Jawa. Inilah kesempatan bagi Sumatera Utara untuk bisa lebih baik lagi,” tegas Prof Bungaran.
Hal senada juga dikatakan Prof Poltak Sinaga. Dia meyakini, JR Saragih yang merupakan putra Sumut, akan mampu memberikan semangat baru dalam memajukan Sumut.
Selain kedua tokoh itu, tampak juga tokoh-tokoh agama seperti Tuan Guru Syaikh Ahmad Sabban Rajagukguk, H Burhan Saragih Garingging, sejumlah pimpinan pusat gereja-gereja yang ada di Sumut.
Tak ketinggalan, para anggota DPRD yang berasal dari Partai Demokrat dan PKPI, turut berbaur dengan masyarakat.
Sejumlah perangkat nagori se-Simalungun begitu juga dengan sejumlah ASN terlihat hilir mudik di tengah lapangan sembari bercengkarama dengan masyarakat.
Hadir juga perwakilan pengurus-pengurus Organisasi Masyarakat (Ormas) dan Organisasi Kepemudaan (OKP) di acara yang meriah itu.
7. Makanan Kurang
Banyaknya masyarakat yang hadir membuat panitia pelaksana kewalahan menyiapkan makanan. Panitia yang informasinya sudah menyiapkan makanan untuk 15 ribu orang masyarakat. Buktinya, tidak cukup dibagikan kepada masyarakat yang hadir.
”Ini berarti lebih 15 ribu yang datang. Buktinya, nasi yang kita siapkan kurang,” kata salah seorang tim relawan yang terlihat membagikan nasi bungkus.
Saat pembagian makanan, ada 20 posko sebegai lokasi pembagian makanan kepada masyarakat. Namun di beberapa posko ada sebagian masyarakat tidak kedapatan karena stok makanan sudah habis.
“Kami belum dapat nasi bungkus padahalmkami jauh jauh datang Bang. Heran kami liat panitia ini,” kata seorang ibu.
Meskipun tidak kedapatan makanan, sejumlah relawan tampaknya tidak begitu ambil pusing atas kondisi itu. Diantara mereka, malah memilih mencari makanan di warung-warung yang tidak jauh dari lokasi acara. (win/tri/uis/jen/bch/mas/snc)