SimadaNews.Com-Feronika br Aritonang mahasiswi FKIP Nommensen pingsan dibogem salah satu pegawai Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) saat ikut aksi demontrasi bersama para pedagang pasar horas dan mahasiswa didepan Balai Kota Siantar Senin (9/4) siang sekira pukul 12.00 Wib.
Awalnya seratusan massa yang bergabung dalam aliansi pedagang balimpel dan mahasiswa menggelar aksi demontrasi ke DPRD dan Kantor Balai Kota Siantar untuk menolak pembangunan yang menindas pedagang pasar horas.
Setiba didepan kantor DPRD, massa dipimpin Koordinator lapangan David Marpaung menyatakan pedagang kaki lima (PKL) secara umum muncul karena sulitnya mencari pekerjaan yang layak selain itu juga karena kurangnya modal dalam mendirikan usaha (modal kecil). Maka menjadi PKL tentu merupakan pilihan yang sulit sekaligus yang paling realistis untuk pedagang.
Pembangunan balerong dengan tujuan penataan dan revitalitas pasar yang menyasar PKL, pedagang balerong dan pedagang kios tempel yang dilakukan PD Pasar Horas Jaya (PHJ) seharusnya memperhatikan ketiga aspek tersebut. Yang terjadi saat ini kebijakan PD PHJ justru bertentangan dengan ketiga aspek.
Untuk itu massa menyatakan sikap menolak pembangunan yang menindas pedagang balirong, kaki lima dan kios tempel di pasar horas, stop pembodohan terhadap pedagang , tolak upaya upaya intimidasi terhadap pedagang dan tolak perampasan ruang hidup pedagang.
Kedatangan massa itu disambut Wakil Ketua DPRD Timbul Lingga SH dengan menyatakan semua tuntutan massa akan dirapatkan. Hanya saja kelembagaan DPRD tidak mengetahui adanya revitalisasi terhadap para pedagang pasr horas.
Lalu seratusan massa melanjutkan aksi demontrasi di Kantor Balai Kota Jalan Merdeka Kecamatan Siantar Barat dan diterima Asisten 3 Baren Ali Joyo Purba. Dimana Baren dengan singkat akan menyampaikan tuntutan massa kepada Wali Kota Siantar. “Saya akan sampaikan kepada pimpinan”,ujar Baren singkat sembari meninggalkan massa.
Namun sangat disayangkan jawaban Baren itu tidak diterima massa karena massa menginginkan bertemu langsung dengan Walikota Hefriansyah. “Walikota pengecut, Walikota banci. Kenapa kau tidak berani menjumpai masyarakat mu”teria para ibu ibu pedagang.
Tidak itu saja para pedagang dan mahasiswa nekat mencoba menerobos masuk kedalam balai kota. Hanya saja puluhan pegawai Satpol PP yang berbaris melakukan penghadagangan sehingga terlibat ricuh.
Feronika br Aritonang mahasiswi GMNI tiba tiba pingsan karena telinga sebelah kanannya dibogem pegawai Satpol PP diketahui bernama M Sitanggang. Para mahasiswa pun menjadi marah besar dengan nekat menerobos hadangan para pegawai Satpol PP bahkan ada juga melemparkan sendal dan botol aqua karena M Sitanggang dilihat telah kabur kedalam kantor Wali Kota Siantar.
Para pegawai Satpol PP tetap menghadang sehingga kembali terjadi dorong dorongan. Kasat Lantas AKP Eridal Fitra SH dan Kasat Intelkam AKP Sucipto Samosir berhasil meredam aksi dorong dorongan itu. “Tandai para Satpol PP yang arogan itu biar nanti kita cari diluar. Kalian sudah aniaya wanita”,ujar para mahasiswa.
Hingga berita ini diturunkan ke redaksi, massa pedagang dan mahasiswi tetap bertahan di Balai Kota karena tetap memaksa menunggu Wali Kota Hefriansyah keluar menemui mereka sedangka Feronika br Samosir dibawa visum ke RSUD dr Djasamen Saragih dan akan membuat laporan pengaduan atas penganiayaannya itu. (esa/uis/snc)