SimadaNews.com-Elektabilitas pasangan Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin atau disingkat Jokowi-Ma’ruf, pasca pendafataran calon presiden dan wakil presiden, mencapai The Magic Number karena mengalahkan elektabilitas pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Bahkan skor antara kedua pasangan ini sangat telak, yakni 5-1 untuk kemenangan pasangan Jokowi-Ma’ruf yang kemenangannya mencapai angka dua digit yakni 52,2 persen.
Demikian kesimpulan hasil survei atau jejak pendapat Lingkaran Survei Indonesoa (LSI) Denny JA, yang dipaparkan peneliti LSI Adjie Alfaraby, di kantor LSI Denny JA di Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (21/8).
Adjie menuturkan, kesimpulan jejak pendapat yang dilakukan, menunjukkan Jokowi–Ma’ruf Amin menang di 5 kantong suara penting yakni di kalangan muslim, non muslim,
perempuan, wong cilik, dan millineal. Pasangan Jokowi-Ma’ruf hanya kalah di kantong suara yaitu pemilih kaum terpelajar.
Disebutkan, “Ma’ruf Amin sedikit mengurangi dukungan terhadap Jokowi. Sementara Sandiaga Uno sedikit menambah dukungan terhadap Prabowo.
Ma’ruf Amin mengalahkan Sandiaga Uno di semua segmen kecuali segmen pemilih
milenial, segmen kalangan Terpelajar, dan segmen emak-emak/perempuan (bersaing).
Tetapi menurut Adjie, Pilpres 2019 masih 8 bulan lagi. Masih cukup waktu untuk bermanuver. Strategi dan isu yang tepat bisa menjaga peluang kemenangan kedua kandidat.
”Belajar dari Pilpres 2014, Jokowi harus hati-hati. Elektabilitas Jokowi unggul jauh di
awal, namun makin mengecil di akhir,” kata Adjie.
Dia mengungkapkan, secara keseluruhan jajak pendapat menunjukkan elektabilitas Jokowi – Ma’ruf pasca-pendaftaran capres-cawapres di KPU sudah di angka 52,2 persen. “Elektabilitas ini hampir menyamai perolehan suara Jokowi pada Pilpres 2014 yaitu 53,15 persen,” sebut Adjie.
Sementara elektabilitas Prabowo-Sandi berdasar temuan LSI di angka 29,5 persen. Selain itu, masih ada responden yang belum menentukan pilihannya atau undecided voters mencapai 18,3 persen.
LSI dalam surveinya juga menguji elektabilitas Ma’ruf dengan Sandiaga. Hasilnya, elektabilitas Ma’ruf ada di angka 43,7 persen, sedangkan sandi di angka 30,7 persen.
Ada 36,6 persen responden nonmuslim yang memilih Sandi, lanjut Andjie. Sedangkan elektabilitas Ma’ruf di kalangan responden nonmuslim di angka 34,7 persen.
Selanjutnya di segmen pendidikan, Ma’ruf unggul dari Sandiaga di pemilih berpendidikan rendah hingga menengah. Untuk responden berpendidikan sekolah dasar (SD), Ma’ruf unggul sebesar 45,9 persen.
Sedangkan elektabilitas Sandi di kalangan responden berpendidikan SD hanya 18,5 persen. Adapun undeciderd voters di kalangan responden berpendidikan SD mencapai 35,6 persen.
Untuk responden menengah (SMP-SMA), Ma’ruf Amin unggul 42,6 persen. Sandiaga memiliki elektabilitas 37,5 persen, sedangkan 19,9 persen responden belum menentukan pilihan.
Sementara Sandiaga unggul di kalangan responden yang pernah kuliah atau berpendidikan tinggi. Elektabilitasnya mencapai 47,3 persen. Sementara Ma’ruf Amin 40,0 persen. Yang tidak memilih sebesar 12,7 persen.
Sandiaga juga unggul untuk segmen pemilih pemula. Elektabilitasnya mencapai 50 persen, sedangkan Ma’ruf Amin cuma 18,4 persen. Sisanya adalah responden yang tak memilih mencapai 31,6 persen.
Tapi di segmen umur milenial atau 20-39 tahun, Ma’ruf Amin unggul dengan 44,0 persen. Sedangkan elektabilitas Sandiaga di angka 34,0 persen. Sisanya ada 22 persen responden yang tak memilih.
Ma’ruf juga unggul untuk segmen pemilih di atas 40 tahun. Elektabilitasnya 45 persen, sedangkan Sandiaga di angka 27,1 persen.
“Jadi Ma’ruf Amin unggul di semua segmen umur. Kecuali pemilih pemula,” pungkas Adjie.
Dia menambahkan, survei atau jejak pendapat LSI dilakukan pada 12-19 Agustus 2018 melalui wawancara tatap muka menggunakan kuesioner. Survei ini menggunakan metode multistage random sampling kepada 1.200 responden dari 33 provinsi di Indonesia.
”Responden yang dipilih adalah di atas umur 17 tahun atau yang sudah menikah. Margin of error survei itu lebih kurang 2,9 persen,” kata Adjie menutup pemaparan. (snc)