SimadaNews.com-Pembuatan nama “Kolam Renang Sakura” di Jalan Diponegoro Tebing Tinggi, disoal masyarakat. Pembuatan nama itu, dinilai tidak menghargai budaya lokal dan tidak memiliki hubungan dengan Kota Tebing Tinggi.
Menurut masyarakat, pembuatan nama “Sakura” di kolam renang yang dibangun dari dana APBD Tebing Tinggi dengan nilai Rp4,1 miliar itu, tidak tepat, dan dianggap sebagai upaya menghhilangkan nilai-nilai kearifan lokal.
“Apa hubungan “Sakura” dengan nilai-nilai budaya lokasi di Tebing Tinggi? Ini namanya pelecehan,” kesal Arwin Silangit, Bendahara DPD Partuha Maujana Simalungun (PMS) Kota Tebing Tinggi, kepada SimadaNews.com, Rabu (3/10).
Dia menilai, Dinas Pemuda Olahraga dan Budaya Pariwisata (Disporabudpar), tidak memahami kultur budaya di Kota Tebing Tinggi. Dan sama sekali tidak ada meminta masukan kepada, elemen masyarakat terkait pembuatan nama kolam renang itu.
Kadisporabudpar Tebing Tinggi, Drs Jumpa Ukur Sembiring, ketika hendak dikonfirmasi tidak berhasil temui di kantornya. (hot/snc)