SimadaNews.com-Memiliki banyak harta, merupakan status manusia yang paling miskin. Sebab, warisan harta dari orangtua tidak akan cukup bagi masing-masing anak-anaknya.
Hal itu disampaikan Al-Ustad Salim A Fillah, saat memberikan ceramah berthema “Menapaki Jalan Surga Bersama Keluarga” pada Tabligh Akbar yang digelar Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Siantar, Minggu (7/10) malam, di Masjid Raya, Kelurahan Timbang Galung Pematangsiantar.
Penulis buku Best Seller Yogya itu, menjelaskan, banyak orang khawatir akan generasi yang lemah. Kekhawatiran itu sangat wajar. Namun Allah memiliki obat, yakni bertaqwa kepada Allah dan berucap dengan perkataan yang lurus.
Dia menambahkan, banyak orang beranggapan, ayat bab warisan mengira hanya berkenaan dengan harta.
“Ini pemahaman keliru. Ayat ini justru menunjukkan warisan harta sebanyak apapun tidak akan cukup jika orangtuanya tidak bertaqwa kepada Allah dan tak menjaga perkataan yang lurus. Perkataan yang benar di dalam komunikasi keluarganya untuk mewariskan nilai-nilai kebenaran dan kebaikan,” pungkasnya.
Sebelumnya, Wali Kota Siantar Hefriansyah dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Sekda Budi Utari, mengatakan, dalam menjalani Tahun Baru Islam ini, harus pandai mengoreksi diri masing-masing.
“Bagaimana hasil amal dan perbuatan yang telah kita lakukan, apakah sudah baik atau masih buruk. Jika sudah baik, mari kita tingkatkan dan jika masih ada kekurangan dapat kita perbaiki lagi,” ujarnya.
Selain itu, Lanjut Budi Utari, kita juga diperintahkan berhijrah sebagaimana rasul Allah SAW diperintahkan hijrah. Hanya saja hijrah yang harus dilakukan sekarang, adalah disebut hijrah Qalbiyah yaitu berusaha memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri.
“Berusaha supaya masa depan lebih baik dari masa yang lalu, hendaklah hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini,” sebut Budi Utari.
“Untuk itu saya mengajak kita semua untuk berijrah di jalan Allah dan mengarahkan pikiran untuk membangun negeri. Mari kita tebalkan pikiran agama. Jangan hanya untuk kepentingan sesaat. Selama ini kita lihat peringatan hanya mendengar ceramah habis itu sudah, tapi kini memang bisa merubah prilaku kita akhlak yang mulia. Seperti isi ceramah, merubah ekonomi cara berpikir, yang penting merubah prilaku kita, dari yang kurang baik menjadi lebih baik,” ucapnya lagi.
Diharapkannya, peristiwa hijrah rasul tersebut, hendaknya dijadikan hijrah sebagai promotor atau pendorong untuk melakukan hijrah dari kemaksiatan menuju ketaatan, dari kemusyrikan menuju ketauhidan, dari kebodohan menuju kemajuan dan dari kemiskinan menuju kecukupan. Sehingga masyarakat Kota Pematangsiantar akan semakin Mantap, Maju dan Jaya.
Diakhir acara Tabligh Akbar, juga dilaksanakan penyerahan hadiah kepada para pemenang lomba pidato dengan Thema “Abad Kebangkitan Islam” dalam bahasa Indonesia dan bahasa Arab. Lomba azan dan Praktek Mensholatkan Jenajah, yang pesertanya dari PHBI Sekolah Tingkat SLTA, Remaja Masjid dan Perwiritan Taklim se-Kota Siantar. (rel/bas/snc)