SimadaNews.com-Kerajaan (Harajaon) Purba, yang merupakan salah satu dari tujuh Kerajaan di Simalungun, berjuang supaya dapat diterima menjadi bahagian atau anggota Forum Keraton Nusantara (FKN) dan Forum Keraton dan Masyarakat Adat (FKMA) se-Asean.
Upaya menjadi bahagian dari FKN dan FKMA itu, dibuktikan dengan keikutsertaan para keturunan Kerajaan Purba menghadiri Festival Keraton dan Masyarakat Adat (FKMA) se-Asean ke-V, yang dilaksanakan di Kabupaten Sumenep, pada 27–31 Oktober lalu.
Pertemuan itu, selain dihadiri tujuh Kerajaan Simalungun, juga dihadiri kerajaan dari enam negara serta dan seluruh kerajan se-Indoensia. Tujuan utama kegiatan itu, untuk melakukan koordinasi dan komunikasi dengan segenap stakeholders Keraton Nusantara.
“Harapan kita, Kerajaan Purba dapat bergabung menjadi bahagian dari Forum Keraton Nusantara. Dan kita sudah memberikan data pendukung kepada pengurus FKN dan FKMA,, mulai dari silsilah dan dokumen terkait harajaon,” ujar Tonny Saritua Purba.
Tonny menyebutkan, Kerajaan Purba Pakpak berharap dan optimis dapat setara dengan Keraton lainnya di Indonesia karena sesuai syarat yang ditentukan dapat dipenuhi. Dan bukti keseriusan para keturunan Raja Purba, yakni menghadiri festival tersebut sepenuhnya atas dukungan biaya dari keturunan Raja Purba.
“Saya kira, para kerajaan yang ada di Simalungun, juga melakukan hal yang sama untuk bersama-sama berjuang untuk supaya bisa menjadi bahagian dari FKN dan FKMA,” pungkas Tonny.
Tonny Purba menceritakan, saat mengikuti festival itu, Kerajaan Purba Pakpak membawa ahli waris keturunan Raja ke 14 (Terakhir) Yang Mulia Tuanku Aminsyah Parulian Purba Pakpak di ikuti 14 pendamping, yakni Drs V Arifin Purba MS, Drs Johalim Purba.
Kemudian, Alison Purba SE, St Ir. Arifin Syahman Purba, St Drs Irwandi Purba MM, St Betelman Purba, Hot Martuahman Purba SH.
Selanjutnya, Tonny Saritua Purba SP, St J. Natanael Sidauruk SSos, Bernad Saragih BSc, Jadefri Sumbayak dan Johan Purba.
Kerajaan Simalungun lainnya juga hadir pada acara tersebut yaitu, Siantar, Tanah Jawa, Raya, Dolog Silou, Panei, Silimahuta. Kehadiran para keturunan Raja juga diikuti tim kesenian budaya Simalungun yang diinisiasi oleh Tim Promosi 7 Kerajaan Simalungun (PB7KS).
Sejumlah seni budaya Simalungun ditampilkan di even tersebut antara lain Tortor Turahan, Tortor Sombah, Tortor haroan Bolon, Tortor Martonun, Tortor Harungguan, Sendratari Panak Boru Uou.
Tonny Purba menuturkan, berbicara budaya seluruh elemen harus memperhatikan 4 Pilar Pemajuan Kebudayaan yaitu Perlindungan melalui kegiatan pelestarian warisan leluhur, pengembangan melalui pemugaran warisan budaya berbentuk kebendaan ( tangible) dan tak kebendaan (intangible) yang memiliki nilai nilai adiluhung.
Pemanfaatan budaya tidak hanya untuk dikenang, tetapi wajib dimanfaatkan utk meningkatkan kesejahteraan masyarakat adat , masyarakat sekitar dan peningkataan pendapatan asli daerah melalui destinasi wisata budaya.
Dia mengungkapkan, soal pembinaan, dalam hal ini pemerintah sesuai tingkatannya wajib memberikan pembinaan kepada Raja dan Keraton dan mengalokasikan dana pemeliharaan dan pengembangan ke-empat pilar itu mengaju pada Undang-undang No.5 Tahun 2017.
Selain itu, ada beberapa unsur penting yg harus dilestarikan dan dipelihara, antara lain seni tari, lukis, situs, pengetahuan tradisional, permainan rakyat, olahraga tradisional, bahasa daerah, manuskrip dan tradisi lisan.
“Mari kita pertahankan tradisi yang lama, tetapi mari kita terima tradisi yang baru yang lebih baik dan yang lebih adaptif. Tradisi masa lalu adalah investasi masa depan dan ini bukanlah jargon semata. Tetapi eksistensi kita sekarang merupakan buah dari segala daya upaya dimasa lalu,” pungkas Tonny.
Tonny melanjutkan, yang saat ini dimiliki dan dirasakan masyarakat sekarang, merupakan hasil rintisan dari para leluhur. Banyak hal yang didapat dari masa lalu, tidak hanya kenangan tetapi nilai-nilai kehidupan yang menjadi kompas menjalani kehidupan sekarang dan menjadi dasar untuk kehidupan masa depan.
Sejarah marga Purba Pakpak, sejarah Kerajaan Purba Pakpak dan Istana Raja Purba Pakpak, belum dapat memberikan gambaran yang komprehensif. Dan hal itu, menjadi tantangan besar buat keluarga besar Kerajaan Purba Pakpak.
Dia menambahkan, Purba Pakpak mesti bangga masih memiliki warisan masa lalu yang bersifat kebendaandan telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya oleh pemerintah, dengan demikian perlindungan, pelestarian dan pemugaran menjadi tanggung jawab pemerintah sesuai tingkatannya.
“Pada perhelatan FKMA berikutnya di Sulawesi Tenggara tepatnya di Buton, Raja Buton berharap agar Kerajaan Purba dapat berpartisipasi,” kata Tonny mengakhiri. (rel/snc)