SimadaNews.com-Asal usul dan silsilah marga Purba Tambak, dinyatakan tidak ada hubungannya dengan Tapanuli. Hal itu terungkap pada Focus Group Discussion (FGD) Purba Tambak, perihal Mitologi-Legenda, Asal Usul, Silsilah Leluhur Purba Tambak, Kamis (10/1) di Falanty Studio Jalan SM Raja Depan Kampus USI.
Pernyataan yang menyatakan, tidak ada data dan hubungan yang menyebutkan Purba berasal dari Tapanuli, disampaikan Herman Purba, Dosen Sejarah dan penulis buku Kerajaan Silou yang masih memiliki data primer Pustaha Bandar Hanopan, Pustaha Silou, Pustaha Malasori.
Herman mengaku, dia memiliki data sesuai Pustaha Bandar Hanopan, Pustaha Silou hingga Pustaha Malasori. Dalam pustaha itu, tidak ada cerita tentang asal usul Purba Tambak, sebelum mereka menetap di Tambak Bawang.
“Hanya cerita turun temurun dari orang tua saya, bahwa leluhur datang dari Hindia Belanda sampai di Teluk Kampai, Aceh. Karena peperangan, mereka melakukan migrasi hingga membuka perkampungan bernama Tambak Bawang. Hampir tidak ada pendapat yang menyatakan bahwa leluhur Purba Tambak berasal dari Tapanuli,” tegasnya.
Dia menngungkapkan, Pustaha Silou menyebutkan, Tuan Horsik di Tambak Bawang, kelak bergelar Jigou melakukan perjalanan marultop (menyumpit) hingga tiba di ibukota kerajaan Nagur.
Karena kepandaiannya, Jigo diangkat menjadi pasukan kerajaan Nagur hingga menjadi menantu Raja Nagur, membantu dalam menghadapi serangan dari kerajaan Aceh (1539).
Tiga Putera mahkota Nagur tewas dalam perlawanan menghadapi Aceh, menyebabkan menantunya Tuan Horsik gelar Raja Jigou meneruskan pemerintahan, dalam partikian disebut nama Nagur Bolag Silou.
Kepemimpinan Purba Tambak mengalami peralihan, sejak menjadi penguasa tunggal, masa Kerajaan Maroppat (Silou, Panei, Siantar, Tanah Jawa) hingga Kerajaan Marpitu.
Hingga dinasti terakhir dikenal Raja Dolog Silou, Tuan Bandaralam Purba Tambak.
Pada diskusi itu, hubungan Purba Tambak dengan Tua, Tanjung, Sigumonrong, Silangit, Tarigan Tambak, Lombang, Girsang (Partandja Batu), Siboro, Tondang, Dasuha, Sidadolog, Sidagambir, mendapat sanggahan, pendapat dan cross chek dari sejarawan Juandaha Raya Purba Dasuha, Pak Tondang (Gurilla), juga tambahan dari dr. Sarmedi Purba yang mempertanyakan data sumber sejarah, bagaimana hingga mendapat pengakuan publik, jauh ke depan agar masuk juga dalam literasi intenational.
Sementara Sultan Saragih, dari Sanggar Rayantara didampingi pengurus Rungguan Purba Tambak, mengatakan, FGD bertujuan untuk merunut kembali, membahas, memilah dan merevisi sejarah leluhur Purba Tambak menimbang banyak versi yang dapat membingungkan generasi.
Merek berharap, dengan adanya diskusi yang rutin dilakukan, para generasi muda Purba Tambak khususnya generasi Simalungun, benar-benar mengetahui sejarah dari asal usul mereka, dan tidak akan menghilangkan identitas Simalungun mereka dimana pun berada. (ndi/snc)