SimadaNews.com-Wali Kota Medan Drs HT Dzulmi Eldin S MSi MH, diwakili Kadis Kebudayaan Kota Medan, Suherman, mengapresiasi digelarnya Focus Group Discussion (FGD) oleh Forum Komunikasi Antar Lembaga Adat (Forkala) Kota Medan di Hotel Grand Kanaya Jalan Darusalam, Kamis (24/1).
Menurut walikota, kegiatan FGD sangat penting sebagai upaya memberikan pemahaman tentang nilai-nilai budaya kepada masyarakat, khususnya generasi muda yang ada di Kota Medan.
FGD yang mengusung tema, “Pendidikan Karakter Dalam Konteks Keberagaman Etnis dan Persatuan Bangsa” diharapkan juga dapat memberi output positif bagi generasi muda Kota Medan selaku alter ego (individu) dalam bersosialisasi di tengah-tengah kemajemukan Kota Medan.
Dalam sambutan tertulis walikota yang dibacakan Suherman, dijelaskan Kota Medan dihuni lebih dari 22 etnis, baik etnis asli dari Sumut maupun pendatang dari nusantara dan mancanegara. Oleh karenanya, kemajemukan hendaknya menjadi kekayaan yang harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya karena hal ini merupakan potensi yang harus dikembangkan.
“Tingkat kecemasan saat ini terdapat di generasi muda atau generasi milenial dengan aktifitasnya di dunia maya. Pengetahuan yang tinggi ternyata melahirkan beberapa titik lemah dalam pembangunan karakter dan perilakunya. Hal ini menjauhkan generasi muda dari nilai-nilai budaya dan kearifan lokal yang telah lama terbentuk,” ucap Suherman mengutip sambutan tertulis walikota.
FGD yang diinisiasi oleh Forkala, dinilai sebagai bentuk kepedulian terhadap generasi muda Kota Medan. Meski demikian Wali Kota berharap agar wujud konkrit itu tidak hanya lewat FGD semata namun juga dapat dilakukan dengan terus mencari serta menggali informasi untuk membuat suatu gebrakan.
Dengan demikian generasi muda Kota Medan dapat memahami dan mau mengikuti nilai-nilai budaya dan kearifan lokal yang sudah ada sejak lama.
Sementara, Ketua Forkala Kota Medan, Datuq Adil Freddy mengatakan, tujuan diadakannya FGD untuk berdikusi dengan berbagai pakar dan narasumber. Melalui diskusi itu diharapkan dapat menghasilkan ide-ide baru guna menghadapi dan menyikapi dinamika kehidupan kaum muda saat ini khususnya di Kota Medan.
Dengan begitu para generasi milineal tetap mencintai budayanya dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai sosial di masyarakat.
“Permasalahan utama kita saat ini adalah keberadaan generasi muda yang mengalami distorsi perilaku sebagai akibat dari produk dan kemajuan tekhnologi,” katanya.
Dia menambahkan, saat ini generasi muda lebih banyak menghabiskan waktu di depan gadget daripada bersosialisasi dengan antar sesama.
“Melihat perubahan itulah maka kami mengadakan FGD tersebut agar hasilnya nanti dapat disampaikan ke OPD terkait dan bisa disosialisasikan ke masyarakat kota Medan khususnya generasi milenial,” ujar Datuq Adil.(nelli/snc)