SimadaNews.com-Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Simalungun (FE-USI) Studi Pembangunan, melaksanakan field trip ke Museum TB Silalahi Center, Balige Kabupaten Tobasa.
Kunjungan ke Museum TB Silalahi Center, merupakan rangkaian kegiatan penguatan pemahaman mata kuliah Ekonomi Pariwisata. Di mana pariwisata budaya, kini dianggap sebagai salah satu segmen industri yang mengalami perkembangan yang cepat.
Itu disebabkan, adanya trend baru di kalangan wisatawan untuk mencari sesuatu yang unik dan otentik dari suatu kebudayaan, khususnya yang tersedia di museum.
“Kita observasi, dan berbincang-bincang dengan pengelola museum, mengenai latar belakang pendirian dan proses berjalannya museum dalam hal pengembangan wisata dan sebagai sumber pendapatan daerah,” kata Dinda, salah seorang mahasiswi semester tujuh FE-USI, Rabu 6 November 2019.
Menurut Dinda, selain sebagai metode pembelajaran bagi pelajar dan mahasiswa, museum juga dapat menjadi sumber pencegahan penghapusan aset atau nilai-nilai sejarah.
Hal senada dikatakan Ade Sintya, mahasiswi lainnya. Dia mengaku, berdasarkan pengamatan mereka di Museum TB Silalahi Center, museum dapat menyelamatkan pengangguran melalui perekrutan tenaga kerja terhadap putra-putri daerah dan juga dapat sebagi sumber pendapatan daerah jika museum sudah berkembang.
Dosen Pengampuh Mata Kuliah Ekonomi Pariwisata Dian G Purba Tambak MSi, menyebutkan bahwa museum adalah wahana pemahaman pendidikan budaya bagi peserta didik. Tapi nyatanya, kondisi sekarng pelajar lebih dominan berkunjung ke wahana bermain atau wisata modern, sehingga pelajar banyak yang tidak paham akan sejarah sekitar, sebagai kearifan lokal.
“Museum merupakan warna sebuah daerah, yang dapat menunjukkan dan menceritakan sejarah dan karakter daerah tersebut,” ujar Dian.
Dian beranggapan, museum harus dikemas dengan baik dan inovatif, agar orang tertarik mengunjungi. Dan bila museum dikemas atau ditata dengan baik serta maksimal, pada akhirnya museum bisa menjadi sumber PAD bagi suatu daereh.
“Seperti di Siantar, ada Museum Simalungun yang bisa dikelola dengan baik oleh pengelola dan bisa menghasilkan PAD bagi Kota Siantar,” kata mantan Sekretaris Cabang DPC HIMAPSI Kota Siantar ini.
Sementara, Kepala Prodi Ekonomi Pembangunan FE-USI Darwin Damanik MSE, menambahkan agar Museum Siantar dapat dijadikan warna di kota bersejarah ini, maka diharapkan museum mendapatkan pembenahan dan pengelolan yang signifikan, supaya Siantar dapat menjadi daerah tujuan wisata, baik bagi wisatawan maupun bagi pengunjung transit. (snc)
Editor: Hermanto Sipayung