SimadaNews.com-Muhammad Sayudi (57) warga Desa Mekar Sari Kecamatan Buntu Pane Kabupaten Asahan, bisa merubah limbah sampah plastik menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM).
BBM yang diciptakan Sayudi, tiga jenis yaitu BBM jenis premium, solar dan minyak lampu/tanah, dibuatnya dengan mesin pengolah ciptaannya sendiri.
Kepada wartawan Rabu 4 Maret 2020, Sayudi menceritakan, sewaktu duduk di SMA, dirinya mempelajari dari guru bahwa limbah plastik memiliki kandungan minyak.
“Jadi secara otodidak, saya mencoba terus melakukan eksperimen terhadap limbah plastik tersebut. Ini semua saya lakukan pada saat saya pensiun dari BUMN,” katanya.
Sayudi menjelaskan, selama mencoba sudah lima mesin yang dibuatnya. Sebelumnya empat mesin yang dibuat kurang sempurna. Dan setelah merogoh kocek Rp8 juta untuk membuat mesin yang kelima, baru hasil BBM ciptaanya bisa memuaskan.
Sayudi memaparkan, dari mesin yang dibuat mampu menghasilkan minyak 0,7 liter dengan memerlukan 1 Kg limbah plastik. Dari 0,7 liter minyak itu 60 persennya menjadi BBM jenis premium, sedangkan solar 25 persen dan 15 persen nya menjadi minyak lampu.
Mesin penemuan Sayudi ini diberi nama BBM LDSP, singkatan dari (Bahan Bakar Minyak Limbah dari Sampah Plastik).
Sayudi mengungkapkan, mesin buatannya berkapasitas 35 Kg sampah plastik dan memerlukan waktu untuk 35 menit membuat sampah plastik tersebut mengeluarkan tetesan minyak. Tetapi untuk penyelesaian kerjanya, membutuhkan waktu 6 jam pembakaran dengan 35 derajat celcius panas apinya.
Sayudi mengaku, BBM buatannya pernah dijual atas permintaan warga tapi tidak banyak, selebihnya BBM buatannya hanya dipakainya sendiri untuk kendaraannya.
“Selama saya pakai BBM buatan sendiri, kendaraan saya tidak pernah mengalami gangguan mesik,” aku Sayudi.
“Setahun saya buat ini, tapi tidak ada satu pun pihak dari pemerintah yang pernah mengunjungi saya. Apalagi kepala desa setempat, bisa dibilang tidak respon dengan apa yang saya buat ini,” imbuhnya.
Sayudi juga mengaku, pernah juara dalam kegiatan jambore di Kota Pinang. Saat itu Gubernur Edi Rahmayadi hadir dan langsung mendatanginya dan mengatakan bahwa penemuanya ini menjadi prioritas.
“Tapi kenyataannya tidak ada pihak pemerintah yang mau memfasilitasi penemuan saya,” terang Sayudi.
Sayudi berharap, pemerintah lebih perduli dengan anak-anak bangsa yang bisa memberikan karya.
“Seperti yang saya lakukan ini, dengan merubah sampah plastik menjadi BBM membuat sampah sampah ini bisa berguna. Tapi sampai saat ini, pemerintah tidak ada memfasilitasinya untuk pengembangan penemuanya. Padaahal, sisa-sisa pembakaran sampah plastik juga ternyata bisa di gunakan menjadi pupuk organic,” ujar Sayudi. (snc)
Laporan: Fran Manurung
Editor: Hermanto Sipayung