catatan | Iqb@l M@ngun S@rwoto
Era pemimpin pencitraan sudah berakhir, rakyat hidup susah. Enough is enough!
Kalimat di atas, twittan Rizal Ramli, yang diarahkannya ke Ganjar Pranowo, sebagai bentuk kicauan subjektif.
Rizal Ramli turut mengingatkan bahwa Ganjar tidak melakukan perbaikan berarti selama memimpin Jawa Tengah. Ini lantaran Jateng masih menjadi provinsi dengan jumlah penduduk miskin yang banyak di Pulau Jawa.
Rizal Ramli menilai Ganjar dengan narasi-narasi abstrak, tidak dilengkapi data atau angka-angka yang memastikan jumlah penduduk miskin. Kemudian tidak dengan objektif menggambarkan di sektor mana, Ganjar Pranowo tidak melakukan perbaikan bagi Provinsi Jawa Tengah.
JEMBATAN PERUBAHAN
Tidakkah Rizal Ramli memperkaya literasinya dengan buku berjudul “Ganjar Pranowo Jembatan Perubahan” yang diterbitkan salah satu penerbit buku ternama di Indonesia.
Buku setebal 276 halaman tersebut di-launching secara spesial di gedung Oudetrap Kawasan Kota Lama Semarang, Minggu (27/10/2020).
Bambang Setiawan, salah satu penulis buku, mengatakan buku tersebut lahir melalui hasil riset tim Litbang Kompas yang mendalam. Berbagai data dari beragam sumber dikumpulkan sebagai bahan penulisan buku.
Perlu dicamkan Rizal Ramli tentang riset yang mendalam, yang dilakukan Tim Litbang Kompas terhadap apa yang sudah, sedang dan akan dikerjakan Ganjar Pranowo.
“Dari riset yang dilakukan, diketahui peran Ganjar dalam memajukan seluruh daerah di Jawa Tengah sangat ketara. Banyak hal yang dilakukan Ganjar dalam rangka menjadi penghubung antara daerah dengan pusat sehingga semua program baik pusat maupun daerah menjadi selaras,” kata Bambang.
Ganjar Pranowo itu, Rizal Ramli, sangat luwes untuk mengomunikasikan kepentingan pusat dan daerah. Berbagai program dari pusat, ia sampaikan ke Bupati/Wali Kota dengan gamblang dan jelas, begitu juga sebaliknya.
Melalui kerja kerasnya itu, Jawa Tengah berhasil menjadi provinsi yang terus berkembang dan menjadi perhatian nasional.
Bahkan, Jawa Tengah berhasil menelurkan banyak inovasi-inovasi yang memudahkan masyarakat. Selain itu, kemajuan ekonomi, pendidikan, kebudayaan, pengurangan angka kemiskinan, indeks pembangunan manusia di Jawa Tengah juga sangat tinggi.
Nah, Rizal Ramli, Tim Litbang Kompas menyatakan, Ganjar Pranowo berhasil mengurangi angka kmiskinan. Nggak coyo, tanyakan ke Tim Litbang Kompas. Karena gebrakannya juga, Ganjar Pranowo pantas menjadi role model gubernur nasional.
BUKAN PENCITRAAN, TAPI MEMBERI KEMUDAHAN
Rizal Ramli, sepatutnya dapat memahami, bahwa pencitraan itu tidaklah barang buruk, karena itu adalah bagian dari pencapaian tujuan. Bukankah dengan gencar mengeluarkan narasi “bunyi-bunyian” dan “kebisingan-kebisingan”, Rizal Ramli sedang mempertahankan pencitraan bahwa dirinya masih ada di sebuah komunitas!
Tetapi, perlu dicatat Rizal Ramli, bahwa Ganjar Pranowo tidak sedang melakukan pencitraan, dengan giatnya memanfaatkan media sosial. Ganjar sedang memberikan kemudahan-kemuahan bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi kemajuan pembangunan Provinsi Jawa Tengah.
“Dengan medsos itu, sekarang masyarakat bisa wadul langsung ke saya tanpa bingung. Selain saya, semua OPD saya juga memiliki akun medsos dan centang biru,” katanya.
Jadi, Enough! Rizal Ramli, membicarakan Ganjar Pranowo hanya sebatas narasi “bunyi-bunyian”. Karena Tim Litbang Kompas (nggak kaleng-kaleng lo), sudah menyatakan dengan ketebalan buku 276 halaman, bahwa Ganjar Pranowo adalah Jembatan Perubahan.
@Penulis, Penggerak Relawan DGP Sumut