SimadaNews.com – Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini, membangkitkan semangat ratusan korban erupsi Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) dari keterpurukan ekonomi akibat bencana.
“Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Ingat, Tuhan tidak akan mengubah nasib kaumnya, kalau bukan mereka yang mau berubah,” kata Mensos Risma melalui keterangan tertulisnya, setelah meninjau korban erupsi Sinabung di Kawasan relokasi Siosar Desa Siosar, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Jumat (19/11/2021).
Mereka adalah pengungsi yang kini menetap sejak bencana melanda kampung mereka pada 2015.
Umumnya para pengungsi yang didominasi kaum ibu dan anak itu menyampaikan pertanyaan seputar permasalahan bantuan sosial dari pemerintah seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT), bantuan sembako, hingga Paket Keluarga Harapan (PKH).
Beberapa pengungsi juga mengeluhkan kondisi suami maupun istri mereka yang kini dilanda stroke dan penyakit lainnya.
Situasi itu mendorong mantan Wali Kota Surabaya itu untuk memberikan masukan agar warga mau hijrah dari keterpurukan ekonomi dengan merintis berbagai usaha rumah tangga.
“Tujuan saya datang ke sini untuk menambah pendapatan masyarakat,” katanya.
Selain itu, Mensos Risma berbagi kisah tentang keberhasilan program kemandirian masyarakat Surabaya dalam merintis usaha ternak ayam hingga sayur mayur.
“Di Surabaya rumahnya sempit dan di gang kecil. Kita awalnya ambil sayur dari Malang, lalu saya ajari warga tanam sayur,” katanya.
Menurutnya, satu rumah diajak untuk menanam sawi, kangkung, terong hingga beternak ayam.
“Ternyata hasil panen mereka untuk kebutuhan rumah berlebih. Sekarang hotel di Surabaya ambil sayur di kampung-kampung,” katanya.
Penghasilan yang didapat masyarakat perkampungan di Surabaya, kata MensosRisma, ada yang menembus hingga Rp4 miliar per bulan.
Kalau ada yang bisa menenun, kata Risma, Kementerian Sosial akan membantu pengadaan mesin jahit untuk membuat kain ulos.
“Kami bisa bantu. Ruangan ini bisa kita manfaatkan,” katanya.
Risma juga mengisahkan perjalanan hidup seorang ibu rumah tangga di Surabaya, yang awalnya terjerat hutang hingga ratusan juta rupiah dan membuatnya menutup diri dari tetangga karena malu.
“Tapi ternyata, dari buku yang kami sediakan di perpustakaan warga, dia mulai belajar membuat kue. Sekarang pendapatannya mencapai Rp1,5 hingga Rp2 miliar per bulan,” katanya. (InfoPublik.id/***)