SimadaNews.com-Sumatera Utara (Sumut) dikenal sebagai daerah produsen sawit, sehingga sungguh tidak wajar apabila di Sumut terjadi kelangkaan minyam goreng.
Pernyatan itu, disampaikan
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut, Parlindungan Purba, ketika berkomunikasi dengan SimadaNews.com, Minggu 27 Februari 2020, malam.
Parlindungan mengungkapkan, dirinya sudah melakukan survei di beberapa daerah di Sumut. Di mana, ditemukan kelangkaan minyak goreng yang berkepanjangan. Masyarakat kesulitan mendapatkan minyak goreng, dan bila ditemukan pun harga beli di pasar sangat mahal
“Coba bayangkan Lae, minyak goreng dibeli masyarakat mencapai Rp23 ribu per liter. Itukan kemahalan,” keluh mantan anggota DPD-RI itu.
Parlindungan mengaku, dirinya sudah berulang kali mendorong pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, untuk memberikan perhatian khusus menyikapi kelangkaan dan mahalnya minyak goreng di pasaran.
Selain itu, sudah diminta untuk melakukan pengawasan intensif terkait pendistribusian minyak goreng.
Alasannya, lanjut Parlindungan, bila kelangkaan minyak goreng tidak segera ditangani, maka bisa menimbulkan gejolak di tengah-tengah masyarakat.
“Perekonomian bisa tidak stabil. Ini bisa menimbulkan kegaduhan di lingkungan masyarakat. Anehnya, kok Sumut bisa ikut-ikutan langka? Padahal daerah ini produsen sawit dan minyak goreng terbesar di Indonesia,” ucap Parlindungan.
Parlindungan juga mengungkapkan, Sabtu 26 Februari 2022 lalu, dirinya ikut serta dalam rapat penanganan kelangkaan minyak goreng yang digelar Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut), yang dihadiri Menteri Perdagangan.
Hasil rapat itu, sebut Parlindungan, Pemprov Sumut akan menggelar Operasi Pasar mulai 1 Maret hingga 5 Maret 2022, dengan menyiapkan 1,520 juta liter minyak goreng.
“Operasi pasarnya akan dibuat di 33 daerah di Sumut melibatkan produsen minyak goreng. Minyak goreng dijual seharga Rp14 ribu per liter. Begitu kemarin hasil rapatnya,” aku Parlindungan.
Ditanya soal quota minyak goreng masing-masing daerah pada operasi pasar yang akan digelar, Parlindungan merinci sesuai hasil rapat, setiap harinya masing-masing daerah mendapatkan 8 ribu liter per hari. Dan dalam lima hari alokasinya 40 ribu liter.
Parlindungan menambahkan, pihaknya mendukung operasi pasar minyak goreng yang dilakukan Pemprov Sumut dan produsen.
Apalagi, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi sudah menyatakan dalam dua tiga hari ke depan, pendistribusian minyak goreng di Sumut diharapkan berjalan lancar karena stok cukup aman mencapai 33.080.788 liter.
“Menurut data, stok minyak goreng di Sumut ada untuk 12 hari, sehingga Mendag sudah meminta pendistribusian lancar sehingga ketersediaan aman dan harga stabil,” pungkasnya. (snc)
Laporan: Hermanto Sipayung