SimadaNews.com-Dua kerajaan dari tujuh kerajaan Simalungun yang biasa disebut Harajaon Marpitu, turut hadir di Festival Adat dan Budaya Nusantara yang dilaksanakan di Bali sejak 17-19 Agustus 2022.
Mereka adalah Difi Sangnuan Damanik dari Kerajaan Siantar dan Tanjargaim Purba Tambak dari kerajaan Dolog Silou. Kedua penerus kerajaan tersebut hadir didampingi oleh istri masing-masing.
Kehadiran kedua kerajaan Simalungun di festival tersebut didampingi oAnita Martha Hutagalung atau yang populer dipanggil Oni. Oni hadir selaku Kordinator Umum tim Promosi Budaya 7 Kerajaan Simalungun atau disingkat PB7KS.
“Tugas Oni mengkordinir kehadiran raja-raja kita disana. Termasuk diantaranya mengingatkan busana yang dikenakan di tiap sesi dalam festival, sesuai dengan rundown acara,” kata Jabetson Purba, PAW Ketua Umum PB7KS, melalu pesan WhatsAppnya.
“Tugas Oni selaku Koodinator PB7KS adalah menjalin komunikasi dengan peserta di festival tersebut. Terutama dengan pihak MATRA selaku penyelenggara. Itu sangat penting bagi kami di PB7KS untuk memudahkan kami dalam menjalankan missi menghadirkan kerajaan-kerajaan Simalungun di semua perhelatan serupa yang mulai kita ikuti sejak Festival Keraton Nusantara kesebelas di Cirebon tahun 2017 bersama dengan mendiang Jordi Purba,” tambah Jabetson.
Jabetson mengaku, semula ada lima kerajaan yang akan mengikuti festival ini. Kerajaan Raya, Siantar, Dolog Silou, Panei, dan Silimakuta . Sedangkan Kerajaan Tanoh Jawa tidak ikut. Beberapa hari kemudian Tuan Aminsyah Purba dari Kerajaan Purba menyatakan ikut serta.
“Sayangnya menjelang hari keberangkatan hanya dia Kerajaan yang bisa ikut. Bahkan dr Sarmedi Purba dan penerus kerajaan Raya Artalim Hotmartua Saragih yang sudah membeli tiket pesawat Garuda, akhirnya terpaksa membatalkan tiket karena ada halangan,” kata Jabetson, diamini Anita Martha Hutagalung alias Oni.
Oni juga menerangkan, dalam Festival Adat dan Budaya Nusantara tidak ada parade kirab ataupun pentas seni seperti biasanya, maka dalam rapat antara PB7KS dengan pihak-pihak kerajaan yang dilaksanakan di rumah penasehat PB7KS dr Sarmedi Purba di Pematang Siantar, disepakati PB7KS tidak perlu hadir walau sudah mendapat undangan dari pihak panitia.
Julvanal Sinaga, selaku Sekretaris Umum PB7KS Julvanal Sinaga, menambhkan meski tida ada parade, pihaknya merasa sudah sepantasnya raja-raja mendapat pendampingan.
“Akhirnya kita berinisiatif turun tangan juga. Termasuk mengusahakan nendapatkan bantuan dari bapak Bupati Simalungun . Kami beruntung Hermanto Sipayung mau membuka jalan. Kebetulan saat persiapan keberangkatan ke Bali itu, pemilik portal berita SimadaNews.com, tersebut kami dengar dipercaya Bupati RHS untuk mempersiapkan Harungguan Bolon Lembaga Pemangku Adat Simalungun. Berkat beliau kita mendapat bantuan Rp25 juta dari Bapak RHS untuk segala keperluan pestival,” aku Julvanal.
Dari rundown acara, diketahui festival mengambil tempat di beberapa lokasi di Bali. Diantaranya di Kantor Gubernur Bali, Pura Agung Gelogor di wilayah Sesetan kota Denpasar, Puri Agung Peliatan, serta Puri Agung Klungkung. Ini adalah festival adat dan budaya yang pertama yang diselenggatakan oleh organisasi Masyarakat Adat Nusantara atau disingkat MATRA.
Dari berita yang beredar, festival ini dihadiri oleh sebanyak 211 kerajaan dari seluruh Indonesia ditambah 30 kerajaan di dunia. Hadir antara lain dari Filipina, Bhutan, Malaysia, Brunei, Singapura, Nepal, Uganda, Ghana, Jepang serta Duta Kerajaan Eropa.
Selain mengikuti Upacara Kemerdekaan di Kantor Gubernur Bali, raja-raja yang hadir juga menyaksikan acara pengukuhan Ketua DPP MATRA yang berpindah dari KGPAA Mangku Alam II kepada Andi Bau Malik Baramamase Tatukajanangan dari Kerajaan Gowa.
Disamping itu, dalam acara ini juga ada penandatanganan MOU antara organisasi Japan Indonesia Friendship Association disingkat Janesia dengan para raja-raja disaksikan oleh MATRA untuk keperluan pelestarian dan pengembangan seni budaya kerajaan peserta.
“Hasil penelusuran kami tentang organisasi bernama MATRA ini, salah satunya kami melihat bahwa melalui organisasi MATRA ini kita punya kesempatan lebih dalam upaya pelestarian budaya kita Simalungun. Itu alasannya sehingga saya terus mendorong agar PB7KS tetap terlibat mengkordinir kahadiran kerajaan-kerajaan Simalungun di festival tersebut, ” sebut dr. Sarmedi Purba yang juga penasehat PB7KS.
“Karena itu juga saya pesankan kepada ibu Anita Martha Hutagalung yang hadir mewakili PB7KS disana agar mengupayakan pendaftaran ketujuh kerajaan Simalungun jadi anggota organisasi MATRA ini,” tutup dr Sarmedi. (ril/snc)