SimadaNews.com– Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Pemangku Adat dan Cendikiawan Simalungun (PACS) dr. Sarmedi Purba, SP OG, mengajak warga Siantar, terutama etnis Simalungun, untuk memilih pada Pilkada 27 November mendatang.
“Jadi untuk kita orang Simalungun, pilihlah yang komit untuk budaya lokal tutur Sarmedi.
Hal ini disampaikan Sarmedi saat berbicara dalam acara diskusi publik Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Siantar yang diselenggarakan DPP PSCS di Simalungun Room Siantar Hotel, Kamis 14 Nopember 2024.
Diskusi publik yang digelar tokoh Simalungun ini mengangkat tema, “Komitmen Terhadap Pelestarian Budaya Kearifan Lokal Sapangambei Manoktok Hitei”, dengan panelis dosen Universitas Sumatera Utara Prof. Dr. Erikson Saragih Sumbayak, mantan Rektor Universitas Simalungun Dr. Corry Purba, Dr Med dr Sarmedi Purba SpOG dan Ketua IKEIS Drs. Lisman Saragih.
Sarmedi Purba mengatakan diskusi publik digelar untuk meminta komitmen dari setiap calon wali kota dan wakil wali kota Siantar terhadap pelestarian budaya kearifan lokal di Kota Siantar, yakni budaya Simalungun.
Kata Sarmedi, Kota Siantar dengan budaya lokalnya budaya Simalungun, masih belum terlaksana dengan maksimal. Seperti dalam penyambutan tamu, menjadi mata pelajaran muatan lokal di sekolah, dan lainnya yang belum terlaksana dengan baik.
“Jadi kami (PACS) di sini untuk memotivasi kita semua, agar kearifan lokal, juga di dalamnya sapangambei manoktok hitei dapat terlaksana di Kota Siantar yang merupakan bagian dari Simalungun,” ucap Sarmedi.
Sementara, sebelum memulai diskusi publik, moderator mengatakan, semua pasangan calon (Paslon) wali kota dan wakil wali kota Siantar telah diundang secara resmi untuk mengikuti diskusi publik yang digelar PACS.
Hanya saja yang hadir cuma Calon Wali Kota Siantar Nomor Urut 2 Mangatas Silalahi.
“Keempat calon kita undang. Tapi yang hadir sampai saat ini, yang ada di depan kita saja. Tepuk tanganlah dulu untuk yang hadir,” ucap moderator.
Setelah itu, karena hanya Mangatas Marulitua Silalahi yang hadir, maka yang diberi kesempatan memaparkan visi, misi, dan programnya hanya Mangatas Silalahi.
Mangatas menyadari Kota Siantar merupakan kota yang memiliki filosofi “habonaron do bona”. Sehingga, menjadi pemimpin di Siantar harus mengutamakan kebenaran. “Jadi di Siantar gak boleh banyak bohong,” ucap Mangatas.
Sedangkan untuk membangun, sudah ada patron yang harus dipahami dan dijalankan oleh seorang pemimpin. Yakni, “sapangambei manoktok hitei”, yang maknanya berupa semangat bergotong royong dalam melakukan perbaikan atau pembangunan.
“Jadi saya komit untuk melestarikan budaya Simalungun sebagai budaya kearifan lokal di Siantar. Silakan buat pakta integritas untuk itu, saya akan tandatangani saat ini juga,” kata Mangatas.
Usai memaparkan visi dan misinya, nyaris tidak ada pertanyaan dari panelis. Para panelis cukup mengapresiasi kehadiran Mangatas Silalahi pada diskusi publik tersebut. Sehingga, sejumlah masukan pun disampaikan panelis untuk Mangatas.
“Berterima kasih atas kehadiran calon wali kota yang komit untuk lestarikan budaya Simalungun. Dari paparan bapak tadi, sudah lengkap semuanya. Kami cuma ingin apresiasi,” ujar Profesor Dr Erikson Saragih Sumbayak.
Kemudian guru besar USU ini meminta, agar etnis Simalungun tidak dianaktirikan di Kota Siantar. Karena Siantar merupakan bagian dari Simalungun.
“Khusus untuk budaya Simalungun, penggunaan bahasa Simalungun itu tetap dipertahankan, kalau bisa ditingkatkan di setiap jenjang sekolah,” pesan Erikson.
Sedangkan panelis lainnya, Dr Corry Purba berpesan agar menciptakan suasana di Kota Siantar, setiap orang yang ada dan datang ke Siantar, merasakan keberadaan budaya Simalungun sebagai kearifan lokal, seperti di Bali dan Jogjakarta.
Hal senada juga disampaikan Drs Lisman Saragih yang juga Ketua Ikatan Keluarga Islam Simalungun (IKEIS) Kota Siantar. “Saya perhatikan, yang bapak sampaikan tadi itu tulus. Tidak ada tanda kebohongan,” ujar Lisman.
Panelis ini sempat bertanya kepada Mangatas yang lahir dan besar di Kota Siantar, tentang pelaksanaan budaya Simalungun di Siantar. Lalu Mangatas mengatakan, pelaksanaan budaya Simalungun di Siantar masih sangat kurang.
“Karena dia (Mangatas Silalahi) sudah punya komitmen, maka orang Simalungun sudah tahulah mau memilih siapa,” ucap Lisman.
Selanjutnya, dalam menyikapi pesan dan masukan dari panelis yang merupakan tokoh Simalungun, Mangatas mengatakan, ia akan melaksanakan apa yang dimintakan Prof Dr Erikson Saragih dan Dr Corry Purba.
Kemudian Mangatas menyampaikan tentang pentingnya keseimbangan dalam pelaksanaan fungsi pemerintahan. Untuk itu, bila nantinya ia terpilih, akan memberi kesempatan kepada orang Simalungun yang ingin menduduki jabatan eselon 2 (Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama seperti kepala dinas atau kepala badan).
Menjelang diskusi publik berakhir, tampak Mangatas Silalahi menandatangani pakta integritas berupa komitmen terhadap pelestarian budaya Simalungun sebagai kearifan lokal di Kota Siantar. (SNC)
Laporan: Romanis Sipayung