SimadaNews.com– Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Utara mencatat sebanyak 677 bencana alam terjadi di wilayah ini sepanjang tahun 2024.
Kepala Bidang Penanganan Darurat, Peralatan, dan Logistik BPBD Sumut, Sri Wahyuni Pancasilawati, mengungkapkan bahwa bencana yang terjadi tersebar di 33 kabupaten/kota di Sumut.
“Bencana paling dominan adalah kebakaran hutan dan lahan dengan 237 kejadian, menghanguskan total 2.638.265 hektare lahan,” ujar Sri Wahyuni di Medan, Rabu (8/1).
Selain itu, tanah longsor juga menjadi bencana yang sering terjadi dengan 172 kejadian, diikuti banjir sebanyak 155 kejadian.
Sementara itu, cuaca ekstrem tercatat sebanyak 106 kejadian, sedangkan gelombang panas, kekeringan, epidemi, dan wabah penyakit tercatat dalam jumlah yang lebih rendah.
Deli Serdang dan Tapanuli Selatan Paling Banyak Dilanda Bencana
Sri Wahyuni menjelaskan bahwa Kabupaten Deli Serdang dan Tapanuli Selatan menjadi daerah dengan kejadian bencana alam tertinggi, masing-masing mencatatkan 80 dan 50 kejadian.
Kabupaten Karo dan Mandailing Natal juga termasuk daerah rawan bencana dengan masing-masing 48 dan 41 kejadian.
Sementara itu, Kabupaten Langkat dan Labuhanbatu Selatan mengalami 31 kejadian bencana. Kabupaten Labuhanbatu Utara dan Padang Lawas Utara sama-sama mencatatkan 29 kejadian.
Kabupaten Dairi dan Labuhanbatu mengalami 28 kejadian, disusul Samosir (26 kejadian), Simalungun dan Padang Lawas (22 kejadian). Kota Medan, Kabupaten Pakpak Bharat, dan Kabupaten Asahan masing-masing mengalami 21 kejadian.
Kota Pematangsiantar mencatatkan 20 kejadian, diikuti Kota Sibolga (17 kejadian), Kota Gunungsitoli dan Kabupaten Tapanuli Utara (15 kejadian), Kabupaten Toba (12 kejadian), serta Tapanuli Tengah, Serdang Bedagai, dan Batubara masing-masing 10 kejadian.
Sementara itu, daerah dengan kejadian bencana paling sedikit antara lain Kota Padangsidimpuan (7 kejadian), Humbang Hasundutan dan Binjai (6 kejadian), Tebing Tinggi (5 kejadian), Tanjung Balai (4 kejadian), Nias Selatan (3 kejadian), serta Nias, Nias Utara, dan Nias Barat yang masing-masing mengalami 2 kejadian bencana.
Sri Wahyuni menambahkan bahwa data ini dikumpulkan melalui laporan BPBD kabupaten/kota yang disampaikan ke Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) dan diinput ke dalam aplikasi yang telah disediakan.
“Data ini menjadi bagian dari Satu Data Bencana yang akan dijadikan acuan bagi pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan penanggulangan bencana di Sumatera Utara,” pungkasnya. (snc)