SimadaNews.com- Fenomena alam yang menyebabkan air Danau Toba menjadi keruh dan diduga memicu kematian ikan menimbulkan kekhawatiran di tengah masyarakat. Menyikapi hal tersebut, Bupati Samosir Vandiko Timotius Gultom menggandeng tim peneliti dari Universitas Sumatera Utara (USU) untuk melakukan kajian ilmiah.
“Ini langkah yang ditempuh Pemkab Samosir bersama akademisi dari USU. Kita bekerja sama untuk mengambil sampel air yang nantinya akan dianalisis guna mengetahui penyebab fenomena ini,” ujar Bupati Vandiko.
Pemkab Samosir berharap hasil uji laboratorium dari tim peneliti USU dapat segera keluar agar pemerintah daerah dapat mengambil langkah-langkah penanganan yang tepat. “Kami mengimbau masyarakat untuk bersabar. Jika hasil uji laboratorium sudah keluar, Pemkab Samosir akan berupaya maksimal dalam penanganan lanjutan,” tambahnya.
Tim peneliti dari Lembaga Penelitian USU telah melakukan pengambilan sampel air di beberapa titik, termasuk kawasan Water Front City Pangururan dan perairan Sibeabea. Menurut Ahli Limnologi USU, Prof. Dr. Ternala Alexander Barus, keruhnya air kemungkinan besar disebabkan oleh perputaran massa air akibat angin kencang.
“Pergerakan air dari dasar danau membawa endapan yang mengandung zat hasil pembusukan seperti amoniak, hidrogen sulfida (H₂S), dan senyawa belerang beracun ke permukaan. Kondisi ini memperparah kualitas air karena kadar oksigen terlarut menjadi sangat rendah, bahkan di bawah 2 mg/liter, padahal idealnya di atas 4 mg/liter,” jelas Prof. Ternala.
Seluruh sampel yang telah diambil saat ini telah dibawa ke laboratorium USU untuk dianalisis lebih lanjut. Hasil kajian akan menjadi dasar Pemkab Samosir dalam merumuskan langkah-langkah mitigasi terhadap fenomena lingkungan tersebut. (SNC)
Laporan: Benry Naibaho