SimadaNews.com-Rencana optimalisasi kebun teh Bah Butong milik PTPN IV menjadi perkebunan sawit memicu perdebatan panas di Sidamanik.
Pertemuan pembahasan hasil Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi I DPRD Simalungun, Selasa (12/8/2025), di Gedung Kecamatan Sidamanik, mempertemukan pejabat daerah, pihak perusahaan, dan tokoh masyarakat.
GM PTPN IV Distrik I, Raja Purba, menegaskan optimalisasi tidak akan menumbangi satu pun tanaman teh. Namun, kekhawatiran warga soal potensi banjir dan kekurangan air tak kunjung reda.
Pangulu Sidamanik, D. Nainggolan, menyindir DPRD yang disebut belum pernah turun langsung ke lapangan.
Ia mendesak agar dinas lingkungan hidup dan anggota dewan segera melihat dampak langsung rencana tersebut.
Anggota DPRD dari Fraksi Golkar, Eva Sinaga, berjanji akan menggelar sosialisasi untuk menghindari kesalahpahaman antara pemerintah dan warga.
Sementara Pdt Jhon Saragih dari Tigabolon menegaskan, “Jika konversi ini tidak menguntungkan masyarakat, kami akan menolak keras.”
Persoalan dokumen lingkungan juga menjadi sorotan. Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Daniel Halomoan Silalahi, mengklaim sudah melakukan sosialisasi, namun membantah pernah menandatangani pembahasan dokumen lingkungan.
Ironisnya, ada warga yang mengaku tidak tahu siapa pangulu yang ikut dalam sosialisasi tersebut.
Ketua Komisi I DPRD Simalungun berencana membentuk Panitia Khusus (Pansus) untuk mengkaji masalah ini.
“Kami akan selalu berada di pihak masyarakat,” ujarnya. Ia juga meminta Dinas Lingkungan Hidup menyerahkan dokumen lingkungan agar bisa segera dibahas di DPRD.
Masyarakat berharap simbol daun teh tetap menjadi identitas Simalungun, dan menegaskan penolakan terhadap rencana konversi.
Pertemuan ditutup dengan harapan semua pihak mau duduk bersama mencari solusi terbaik bagi warga dan lingkungan Sidamanik. (SNC)
Laporan: Pirhot Nababan