SimadaNews.com – Senyum bangga terpancar dari wajah Serda Aldo Zalukhu ketika namanya resmi tercatat sebagai salah satu dari 595 Bintara TNI Angkatan Darat yang dilantik di Lapangan Rindam I/BB, Sabtu (6/9). Namun di balik senyum itu, tersimpan kisah haru.
Pemuda asal Kecamatan Lahewa, Kabupaten Nias Utara itu harus menjalani momen bersejarah dalam hidupnya seorang diri, tanpa kehadiran kedua orang tua.
Ayahnya telah lama berpulang, sementara sang ibu, yang selama ini menjadi sumber semangat dan doa, meninggal dunia hanya empat hari sebelum pelantikan.
“Sebenarnya hari ini saya ingin membanggakan orang tua saya. Saya ingin mereka hadir melihat saya berdiri dengan seragam kebanggaan ini. Tapi karena situasi, mereka sudah meninggalkan saya. Apa boleh buat, saya harus tetap teguh,” tutur Aldo dengan suara bergetar, namun penuh ketabahan.
Perjuangan Panjang
Menjadi prajurit TNI AD bukanlah perjalanan mudah bagi Aldo. Ia harus menelan pahitnya kegagalan hingga empat kali dalam tes masuk.
Namun bukannya menyerah, ia menjadikan kegagalan itu sebagai cambuk untuk terus berjuang.
“Empat kali gagal, tapi saya tidak berhenti. Saya percaya, suatu saat saya pasti berhasil. Dan puji Tuhan, pada kesempatan kelima saya akhirnya lolos,” kenangnya dengan mata berbinar.
Duka Menyertai Bahagia
Hanya beberapa hari sebelum momen pelantikan, cobaan berat menghampiri. Ibunya jatuh sakit akibat sesak napas dan sempat dirawat di rumah sakit. Namun takdir berkata lain, Selasa (2/9), ibunda tercinta menghembuskan napas terakhirnya.
Di tengah suasana haru, Aldo memilih untuk tetap berdiri tegak. Ia yakin, di balik duka mendalam, ada doa dan restu orang tua yang tetap menyertainya.
Semangat untuk Masa Depan
Meski dilantik tanpa kehadiran keluarga, Aldo tak sedikitpun kehilangan semangat. Baginya, keberhasilan ini bukan akhir, melainkan awal dari pengabdian panjangnya kepada bangsa dan negara.
“Saya tetap bersyukur. Saya bangga bisa sampai di tahap ini, dan saya akan menjalankan tugas dengan baik. Terima kasih kepada Pangdam I/BB Mayjen TNI Rio Firdianto yang memberi arahan dan motivasi, juga kepada para pendidik yang sudah membimbing kami,” ucapnya.
Bagi Aldo, hari pelantikan bukan sekadar seremoni, melainkan penanda bahwa perjuangan tak pernah sia-sia. Meski harus menanggung kehilangan, ia memilih melangkah maju dengan keyakinan dan tekad yang tak tergoyahkan. (SNC)
Laporan: Romanis Sipayung