SimadaNews.com-Pemerintah pusat terus berupaya merealisasikan dana desa lebih cepat dan mudah. Jika sebelumnya proses pencairan dilakukan awal Maret, tahun ini kepala desa sudah bisa menerima dana desa sejak Januari.
Selain itu, persyaratan pencairan dipermudah. Format laporan pertanggungjawaban penggunaan dana desa yang harus diserahkan pemerintah desa dibuat lebih sederhana.
“Dana desa dalam tiga tahun terakhir terbukti banyak membantu ketersediaan infrastruktur, mulai jalan, jembatan, hingga ketersediaan sarana pendidikan anak usia dini (PAUD) dan Posyandu. Harus ada penguatan peran kepala daerah maupun kepala desa dalam pengelolaan dana desa agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” ujar Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo.
Pernyataan itu disampaikan Eko, saat menjadi pembicara dalam kegiatan Sarasehan Nasional Mahasiswa dan Masyarakat Desa di Pulau Sumba, yang diselenggarakan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), di Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat.
Dalam pemaparannya, Eko menjelaskan tentang produk unggulan dalam negeri. Selain itu, dia menerangkan tentang 4 Program Prioritas Kemendesa, antara lain Badan Usaha Milik Desa, Embung, Satu Desa Satu Produk dan Sarana Olahraga Desa. Menteri juga meminta perangkat desa menggunakan dana desa dengan tepat.
“Dana desa adalah dana swakelola dan harus digunakan untuk kemakmuran masyarakat. Karena itu jangan pernah gunakan kontraktor untuk mengerjakan proyek yang bersumber dari dana desa. Harus gunakan tenaga warga lokal, sehingga masyarakat semakin sejahtera,” ucapnya.
Sedangkan Bupati Sumba Barat Agustinus Niga Dappa Wole, mengatakan Sumba perlu pendampingan dari intelektual muda pasca lulus. Agustinus menyampaikan apresiasi kepada GMKI yang mengadakan kegiatan Sarasehan Nasional di Sumba Barat dan meminta agar mahasiswa dari GMKI dapat terlibat untuk membangun desa.
Agustinus juga mengucapkan terimakasih kepada Kementerian Desa, karena turut membantu pengembangan kawasan transmigrasi. Ia berharap adanya sinergisitas lintas sektor untuk mempercepat pembangunan di Sumba Barat, yang terdiri atas 63 desa dengan jumlah penduduk 15.8601 jiwa.
“Sumba Barat mempunyai produk unggulan, mulai peternakan, perikanan, pertanian, perkebunan, taman nasional, pantai, dan wisata budaya,” ucapnya. (mas/snc)