SimadaNews.com-Saat masih sekolah, dia tidak suka belajar ekonomi. Siapa sangka, pria tertarik mata pelajaran matematika ini malah pernah menjabat sebagai Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Deputi Gubernur Bank Indonesia.
Anwar Nasution lahir si Sipirok, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara pada 5 Agustus 1942. dilansir dari wikepedia dan tirta.id, Anwar lahir ketika tanah kelahirannya sedang diduduki oleh tentara Jepang.
Meski lahir di Sipirok, Anwar menempuh sekolahnya di Medan. Ia merupakan siswa dari Sekolah Menengah Atas (SMA) Teladan, Medan. Selama masih menjadi siswa, Anwar menjadi bagian dari anggota gank di sekolah. Meskipun begitu, sekolah Anwar tetap lancar. Pretasinya juga tak mengecewakan, di SMA. Ia tetap juara di kelasnya.
Pada saat penjurusan di SMA, Anwar mengambil jurusan ilmu pasti dan pengetahuan alam.
Hasil belajarnya membuahkan hasil gamilang, ia berhasil menjuarai mata pelajaran aljabar, goneometri, dan ilmu falak. Ia mengaku tidak menyukai pelajaran ekonomi.
Karena suka dengan ilmu pasti, setelah lulus SMA, Anwar melanjutkan pendidikan dengan di Fakultas Matematika & Ilmu Pasti Alam (FMIPA) ITB di Bandung. Baru setahun ia kuliah, seorang bekas rekan se-SMA datang ‘menggoda’. Siapa sangka ‘godaan’ dari teman sepermainannya ini justru membuatnya berada di posisi penting dalam susunan struktural kepengurusan negara.
Temannya menyarankan kepada Anwar untuk meninggalkan bangku kuliah di jurusan matematika. Anwar mengikuti saran tersebut, ia pindah ke Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Dia diterima.
Setelah lulus dari FEUI, Anwar melanjutkan pendidikan di bidang Administrasi Publik, The Kennedy School of Goverment, Harvard University, Massachusetts, Amerika Serikat. Pada tahun 1973, Anwar berhasil lulus dengan gelar master bidang Administrasi Publik.
Tak berhenti di situ, sebelum kembali ke Indonesia, Anwar masih menempuh pendidikan di Universitas Tufs, Medford, Massachusetss. Ia berhasil meraih gelar Ph.D bidang ekonomi pada tahun 1982. Setela itu, ia kembali ke tanah air dan mengajar di almamaternya. Sambil mengajar, ia bekerja pula sebagai tenaga bantuan Dirjen Moneter Departemen Keuangan.
Anwar menjadi peneliti di Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat (LEPM) FE UI sejak 1975. Dia menikmati kegiatanya sebagai peneliti. Ia mengutarakan, sisi menarik menjadi peneliti adalah tidak ada ikatan birokrasi. Ia mengaku paling malas disuruh rapat.
Anwar merupakan anak sulung dari enam bersaudara. Kedua orangtuanya berprofesi sebagai guru SMP. Anwar menikah dengan perancang interior Maya Ayuna, pada tahun 1974.
Dikalangan pejabat, Anwar Nasution tak dapat dilepaskan dari selera humor yang tinggi. Mantan Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia tersebut menjalankan tugas kepemimpinan Bank Indonesia menggantikan Syahril Sabirin yang ditahan Kejaksaan Agung.
Lucunya ketika beberapa wartawan meminta keterangan padanya mengenai kesan setelah resmi menjadi pejabat tinggi di Gubernur Bank Indonesia, Anwar Nasution menanggapinya dengan kelakar. Ketika para wartawan tersebut memberinya ucapan selamat, Anwar Nasution justru berujar, “Jangan memberi ucapan selamat. Lebih tepat ucapan duka cita. Soalnya, gaji saya sekarang hanya sepertiga dari yang saya terima setiap bulannya. Padahal, tugas dan beban saya lebih berat,” ucap Anwar seraya tertawa.
Menjadi Deputi Gubernut Bank Indonesia memang membuatnya harus melepas beberapa kegiatannya karena tugas ini menuntut kerja keras dan fokus pada permasalahan yang menyangkut kebijakan Bank Indonesia. Anwar Nasution melepaskan kegiatannya menjadi dekan di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, berhenti menjadi Komisaris Semen Gresik, menanggalkan jabatan Komisaris Pelindo II, dan berhenti menjadi Konsultan.
Waktunya banyak dicurahkan pada Bank Indonesia. Sudah pasti kesempatan untuk bertemu dengan pihak lain selain urusan Bank Indonesia juga tidak mudah untuk dilakukan. Bahkan, menurut penuturan anak dan istrinya, Anwar harus absen dari acara menemani keluarga berlibur. Ia juga musti melewatkan beberapa kesempatan menjadi pembicara dalam kelas-kelas internasional karena seringkali terganjal jadwal pertemuan dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Pada tahun 2006, Anwar diberi gelar sebagai Yang Dipertuan Tuanku Raja Pinayungan Nan Sati. Gelar diberikan kepadanya sebagia tanda bukti bahwa ia seorang pewarisRaja Pagaruyung Minangkabau yang telah bermigrasi ke Mandailing sejak abad ke-16. Anwar merupakan generasi ke-16 dari Gurga Pinayungan Tuanku Raja Nan Sakti.
Meskipun sudah menjadi Mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Anwar Nasution tak berhenti mengkritik kinerja pemerintahan. (*)