SimadaNews.com-Madu memiliki khasiat penting bagi kesehatan tubuh maupun kecantikan dan sudah digunakam di berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia.
Tidak heran jika, para pelaku budidaya maupun peternak lebah, mempu menghasilkan madu-madu terbaik dan alami adanya.
Salah satu Pembudidaya dan Peternak Lebah asal Kota Pematangsiantar, adalah Aam Hasanudin SHut dan istrinya Sabariah Br Harahap SPd.
Aam Hasanudin, sudah cukup lama bergelut dengan lebah penghasil madu tepatnya sejak Tahun 1993. Dia memanfaatkan lingkungan rumahnya di Jalan Setia Negara l, Kelurahan Setia Negar, Kecamatan Siantar Sitalasari, sebagai lokasi peternakan lebah.
Aam Hasanudin, dan istrinya sangat menekuni usaha peternakan lebah milik mereka yang diberi nama Flora Nauli. Kini, dari empat spesies lebah yang mereka ternakkan, mereka bisa memproduksi 300 kilogram madu per bulan.
Pria yang akrab dipanggil Pak Hasanudin ini, mengaku selain membudidayakan dan mempeternakan lebah, ia juga kerap mendapat kunjungan mahaiswa dari berbagai universitas, pelajar dari berbagai sekolah, juga dari anggota-anggota organisasi, yang ingin melakukan penelitian dan belajar tentang budidaya lebah.
Menurut Pak Hasunudin, mengawali budidaya lebah, harus terlebih dahulu mempelajari teknik dan biologi dari lebah yang mudah didapat di alam sekitar.
” Pertama SDM dulu ya yang kita bina. Karena ini, tidak terlepas dari masalah biologinya dan itu harus kita kuasai betul untuk melalukan pengembangan lebah. Selain itu masalah bibit, bibit lebah ini potensinya dimana-mana ada, yang selama ini mungkin masyarakat tidak mengetahui ada di sekitarnya dan bisa dimanfaatkn. Jadi bibit-bibit lebah ini kita tinggal mencari saja di alam, itu bisa kita budidayakan,” katanya.
Pak Hasanudin menambahkan, sejak pemeliharaan awal yang dilakukan, madu dapat dipanen setelah tiga bulan, dan selanjutnya madu dapat di panen pada setiap sebulannya. Hal itu karena, Pak Hasanudin menggunakan alat panen madu rakitan sendiri dan tidak menggunakan sistem peras, sehingga tidak merusak sarang dari lebah itu sendiri.
“Masalah kwalitas itu tergantung dalam pemanenan madu, dimana madu yang sudah tua itu kita panen karena memiliki kadar air yang rendah, sehingga madu dapat di simpan tahan lama,” ujar Pak Hasanudin.
Sementara, Sabariah Br Harahap menambahkan, dalam satu bulan mereka dapat memproduksi sekitar 300 kilogram madu, dan untuk pemasarannya sudah sampai keluar daerah seperti Jakarta, bahkan sudah sampai ke luar negeri.
“Kalau banyaknya dari awal kita memproduksi sampai sekarang 300 kilogram, setiap bulannya dan itu diambil dari binaan- binaan kita maupun dari penangkaran kita sendiri. Untuk pemasaran itu pertama di sekitar sini, lalu ke swalayan, maupun melalui online. Ada juga kawan kawan yang datang dari Jakarta yang mengenal dari teman-teman anak saya,” ujar Sabariah.
Aam Hasanudin berserta istri, juga memiliki rencana untuk membuat sebuah edukasi untuk penelitian yang mana dapat berguna bagi masyarakat. Sedangkan untuk harga madu yang mereka produksi memiliki beragam harga mulai dari harga Rp35 ribu hingga Rp400 ribu.
“Ya punya rencana kedepan untuk memiliki lokasi edukasi. Inikan kita sudah usia senjakan, jadi yang jelas untuk pendidikan generasi untuk mengenal jenis jenis lebah, yang mana dapat memghasilkan madu. dan jika mereka nantinya sudah tahu, bisa menjadikanya peluang bisnis,” pungkas Sabariah. (snc)
Editor: Hermanto Sipayung