SimadaNews.com – Orang biasa seperti saya, yang menjalani kehidupan, karena masalah ekonomi, tentu tidak lepas dari berbagai ejekan dari kawan-kawan, Namun saya tidak malu untuk menjalaninya.
Memang di kehidupan sehari-hari tidak bisa diprediksi dan terkadang datang dalam berbagai macam bentuk yang senantiasa membuat hidup saya semakin semangat kerja dan lebih giat menabung di Bank BRI hanya untuk memperoleh masa depan yang cerah.
Perjuangan saya di kehidupan sehari-hari sebagai berjualan kerupuk opak, cuci sepedamotor, jualan mie goreng, smir sepatu, juru parkir, jualan kripik bayam, hanya untuk menyelesaikan pendidikan SD, SMP, STM, dan melanjutkan Perguruan Tinggi.
Di Universitas saya tetap beraktivitas seperti biasanya yang saya jalani selama 3,5 tahun dan tidak gengsi atau malu bahkan melanjutkan pendidikan advokat dari organisasi peradi versi Luhut MP Pangaribuan, kurang lebih satu tahun.
Saya mempunyai 4 saudara, semuanya laki-laki dan saya anak no 2 dari 4 bersaudara. Terkadang saya membutuhkan kata-kata nasehat dari Rudy Bakkara, almarhum Pak Harto, Sudaryanto, Misnan, Mugiono, Nurlela (Pamong Tamansiswa Cabang Pematangsiantar) Pak Roni (dosen Fakultas Hukum Universitas Simalungun), Budi Purba (dewan Pembina USI), Corry Purba (Rektor USI), Raja Ahab (Ketua KPU Simalungun), Mesdiana Purba (Dosen Fakultas Hukum USI), almarhum Ulamatuah Saragih (mantan Dekan Fakultas Hukum Usi), Ketua LBH SS Besar Banjarnahor, Walikota Pematangsiantar Hefriansyah Noor, Kapolres Pematangsiantar, AKBP Boy Sutan Binanga Siregar, Camat Siantar Barat, Pardomuan Nasution, Awaluddinsyah Lumban Tobing, anggota DPRD Sumut, Franky Partogi Wijaya Sirait, Dosen Fakultas Hukum USI, Yuni saragih, Ronny Andre Kristian Naldo, Rahmadi, Aliaman Halomoan Sinaga, Muhadi, asisten Pemko Pematangsiantar, Zainal Siahaan, Ketua GCI Pematangsiantar Ariafandi, Kabag Kesra, Hamzah Damanik, nasehat dari Pengurus Peradi RBA Kota Medan, untuk menjalankan kehidupan sehari-hari lebih semangat meraih masa depan.
Bagaikan roda kehidupan yang terus berputar, tidak tahu kapan menikmati kehidupan seperti kawan-kawan. Terkadang saya sering melamun memikirkan masalah ekonomi yang dihadapi.
Kehidupan sehari-hari hanya untuk bertahan dan memperjuangkan masa depan yang cerah, membuat berpikir bahwa masalah tidak akan berlalu.
Namun, percayalah, semua hal di dunia ini tidak ada yang permanen dan suatu saat akan berlalu termasuk masalah ekonomi yang sedang dihadapi.
Movitasi dari orangtua, ketika sedang menghadapi masalah, jika ingin terselesaikan dan hidup tidak terbebani, ada baiknya sebagai orang biasa selalu mencoba terus berpikir positif, menjauhkan diri dari pikiran negatif yang timbul dari masalah itu.
Memang rasanya sulit untuk berpikir positif ketika sedang tertimpah masalah, namun perlu diingat dengan berpikir positif mampu mengambil hikmah dan pelajaran dari masalah yang sedang dialami.
“Dengan bersikap positif, bisa tetap tenang dalam menghadapi masalah dan mencari solusi yang terbaik dalam menyelesaikannya,” kata Alfianto. (Rilis/***)