SimadaNews.com – Penularan Covid-19 masih terjadi meski pandemi telah melanda Indonesia selama 10 bulan. Jumlah kasus positif pun terus bertambah hingga Sabtu (02/01/2021), menunjukkan bahwa pandemi belum ada tanda bakal membaik.
Selama 1-2 Januari 2021, Satgas Penanganan Covid-19 mencatat adanya 7.203 kasus baru Covid-19. Jumlah itu menambah total kasus di Tanah Air menjadi 758.473 orang yang terhitung sejak diumumkannya pasien pertama pada 2 Maret 2020.
Kabar baiknya adalah penambahan kasus sembuh harian menjadi yang tertinggi sepanjang pandemi melanda Indonesia. Terdapat 7.582 pasien Covid-19 yang sembuh dalam kurun waktu 24 jam terakhir. Secara keseluruhan, total pasien sembuh berjumlah 625.518 orang atau 82,5% dari total kasus.
Sayangnya, berita duka juga masih mengalir. Pemerintah mengumumkan, terdapat 226 pasien Covid-19 yang meninggal sehingga totalnya menjadi 22.555 orang.
Sementara itu, 14,6% lainnya dari total kasus atau sebanyak 110.400 orang berstatus sebagai kasus aktif.
Adapun kasus aktif adalah pasien yang dinyatakan positif Covid-19 dan sedang menjalani perawatan di rumah sakit atau menjalani isolasi mandiri.
Penambahan kasus baru tersebut diketahui berdasarkan tes spesimen yang dilakukan dengan dua metode yakni, real time polymerase chain reaction (PCR) dan tes cepat molekuler (TCM).
Dalam satu hari, data Satgas menunjukkan sebanyak 33.530 spesimen dari 24.379 orang yang diperiksa. Total spesimen yang diperiksa hingga Sabtu kemarin yaitu 7.429.489 spesimen dari 4.964.525 orang.
Pandemi yang terjadi juga berdampak pada tenaga kesehatan sebagai garda terdepan dalam penanganan Covid-19. Tak sedikit dari mereka yang wafat karena terpapar virus corona.
Menurut Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), sebanyak 504 petugas medis dan kesehatan meninggal akibat terpapar Covid-19 sepanjang Maret-Desember 2020.
“Jumlah itu terdiri dari 237 dokter dan 15 dokter gigi, 171 perawat, 64 bidan, 7 apoteker, 10 tenaga laboratorium medis,” ujar Ketua Tim Mitigasi PB IDI Adib Khumaidi dalam siaran pers, Sabtu.
Ia menuturkan, angka kematian tenaga medis di Indonesia tersebut tercatat menjadi yang paling tinggi di Asia. Selain itu, Indonesia juga termasuk dalam lima besar kematian tenaga medis dan kesehatan di seluruh dunia.
Adapun daerah yang memiliki angka kematian tenaga medis tertinggi adalah Jawa Timur. Kemudian, disusul oleh DKI Jakarta dan Jawa Tengah.
Di bulan Desember 2020, data IDI bahkan menunjukkan adanya kenaikan jumlah kematian tenaga medis hingga lima kali lipat dari awal pandemi. Adib menambahkan, 52 tenaga medis dokter meninggal akibat Covid-19 selama Desember 2020.
“Kenaikan ini merupakan salah satu dampak dari akumulasi peningkatan aktivitas dan mobilitas yang terjadi seperti berlibur, Pilkada dan aktivitas berkumpul bersama teman dan keluarga yang tidak serumah,” ucap Adib.
Risiko penularan Adib pun mengingatkan perihal risiko penularan Covid-19 yang kini berada di titik tertinggi.
“Kami mengimbau agar masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan dengan ketat karena risiko penularan saat ini berada pada titik tertinggi di mana rasio positif Covid-19 berada di angka 29,4%,” ujar Adib dikutip dari siaran pers PB IDI, Sabtu.
Menurut dia, pandemi dapat menjadi semakin tidak terkendali apabila masyarakat tidak ikut berkontribusi dengan menjalankan protokol kesehatan.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga mengingatkan publik bahwa pandemi belum akan selesai dalam waktu dekat. Maka dari itu, protokol kesehatan diminta tetap dipatuhi.
IDAI juga meminta agar semua orang terutama anak dipastikan tidak tertular penyakit serta mulai mengajarkan perilaku hidup bersih sehat sejak dini semampu anak.
“Sedapat mungkin tetap di rumah saja dulu, karena aktivitas di luar rumah tetap memiliki risiko pajanan infeksi yang jauh lebih tinggi,” kata Ketua IDAI Aman Pulungan. (***)