Merantau ke Berbagai Daerah hingga ke Dilli Berlabuh di Jakarta
Beberapa tahun berikutnya, Jepe pun memutuskan mengakhiri pekerjaannya dari guru. Jepe memilih merantau dari Silou Kahean mencoba peruntungan ke sejumlah daerah di Indonesia bahkan hingga ke Dilli Timor-timor.
Di Dilli, berbagai pekerjaan juga dilakukannya. Bahkan, saat berada di Dilli karena kehidupan yang masih miskin, Jepe yang tidak bisa pulang kampung hanya meratap kesedihan di perantauan, ketika mendengar kabar orangtuanya meninggal.
“Lang huidah bakkeini haduasi orangtuaku tikki marujung goluh. Lang halani langs sihol ahu mangidah, tapi ijia ahapelang tarbaen ahu ongkoshu mulak laho manoggor,” “Saya tidak bisa melihat jenazah kedua orangtuaku meninggal. Bukan karena saya tidak mau pulang, tapi tidak ada yang bisa kulakukan karena tidak memiliki biaya untuk pulang kampung karena kemiskinan,” ucap Jepe dengan mata berkaca-kaca mengenang itu.
Berada di perantauan tanpa ada keluarga, Jepe tetap memiliki semangat pantang menyerah. Dia pun terus berusaha bekerja apa saja. Dan akhirnya, Jepe sempat diterima bekerja di salah satu unit teknis Depertemen Tenaga Kerja (Depnaker) Dilli waktu itu.
Bekerja sebagai tenaga harian lepas di Unit Teknis Depnaker Dilli, sempat membuat Jepe akan lolos menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Tetapi garis tangan untuk menjadi PNS, mungkin tidak ada pada Jepe.
Begitu proses pengurusan menjadi pegawai, Jepe harus kembali melanjutkan perjalanan. Dia memilih meninggalkan Dilli dan akhirnya berlabuh dan menetap di Jakarta.
Di Jakarta, Jepe bekerja serabutan hingga sempat mengikuti rekannya yang waktu itu sudah sukses menjadi pengusaha. Dan Jepe pun memulai usaha kecil-kecil membuka bengkel, dan bertemu dengan pujaan hatinya Lusi Gunawan.
Jepe dan Lusi Gunawan pun sepakat membangun mahligai rumah tangga. Dan setelah berumah tangga, Jepe sembari membuka usaha bengkel terus berkembang hingga membuka beberapa cabang di wilayah Jakarta hingga Palembang.
Tetapi disamping membuka usaha bengkel, Jepe juga menjadi guru di beberapa sekolah SMA Swasta di Jakarta.
Tahun 1997, mulai bergejolaknya semangat menjatuhkan rezim ordebaru, Jepe bersama teman-temannya sesame perantau Silou Kahean, sepakat membuat gerakan pulang kampung. Mereka pun bersama-sama mendirikan Yayasan Orasindo.
Yayasan Orasindo yang mereka dirikan, membuat gerakan pemberdayan kepada masyarakat. Bahkan, Yayasan Orasindo mendirikan dua unit SMP yakni SMP Swasta Orasindo Bandar Maruhur dan SMP Swasta Orasindo di Sinasih.
SMP Swasta Orasindo Bandar Maruhur beberapa tahun lalu, terpaksa tutup seiriung sudah berdirisnya SMP Negeri 2 Silou Kahean di Sidiamdiam dan kini sekolah yang didirkan Jepe bersama rekan-rekannya tingga SMP Swasta Yayasan Orasindo Sinasih.