SimadaNews.com-Perjalanan menjelajahi destinasi wisata di Sumatera Utara (Sumut) oleh rombongan Familiarization (Fam) Trip asal Maroko memang baru dimulai satu hari. Namun, kesan tersebut tidak tampak sama sekali saat tiba di Rest Area Geopark Kaldera Toba Tele, yang berada persis di samping Menara Pandang Tele, Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir, Sabtu 2 November 2019.
Santai dan nyaman bak di negara sendiri, mereka tampak bersenang-senang menikmati pengalaman baru. Mulai dari mecoba Arsik Ikan Mas, hingga menjadi pusat berhatian lantaran spontan berbaur dan berjoget bersama wisatawan lokal yang juga sedang beristirahat di Rest Area Tele.
Di awali dengan makan siang, rombongan Fam Trip Maroko dijamu oleh Pemkab Samosir melalui Dinas Pariwisata dengan hidangan lauk arsik ikan mas, nila goreng, daun ubi tumbuk, dan sambal andaliman.
Fatima Zahra Imzouarh, salah satu tour operator Maroko memberikan komentar bahwa perbedaan yang paling mendasar antara masakan Indonesia dan Maroko adalah tingkat kepedasan.
“Makanan kita tidak terlalu pedas, tapi saya yakin kebanyakan orang Maroko akan suka dengan ikan (arsik) yang saya cicipi hari ini. Bumbu-bumbunya terasa sangat kuat. Menarik sekali menikmati santapan yang sangat berbeda dengan negara saya,” katanya berkomentar.
Tariq Benhadda, seorang jurnalis media daring di Maroko juga sepakat bahwa bumbu atau rempah dengan cita rasa kuat menjadikan kuliner Indonesia sangat bervariasi.
“Beruntung, hari ini kami bisa menikmati beberapa dari variasi kuliner Indonesia, yaitu khas Sumut. Ada andaliman dan arsik, sedikit pedas tapi lezat,” pujinya.
Usai santap makan siang sambil menikmati panorama bukit-bukit dan Danau Toba, rombongan pun bergabung dengan rombongan wisatawan lokal yang sedang berkaraoke dan berjoget di lapangan terbuka di sekitar Menara Pandang Tele.
Secara spontan rombongan berbaur dan ikut menari bersama. Hal ini mengundang banyak perhatian sekaligus menghibur, mengundang banyak mata yang melihat untuk ikut berjoget.
Berikutnya, rombongan Fam Trip Maroko menaiki Menara Pandang Tele. Meski sudah puas menikmati keindahan danau toba saat bermalam di Simalem Resort, pemandangan dari Menara Pandang Tele ternyata tetap memukau rombongan. Danau Toba memang menawarkan keindahan yang berbeda-beda dari berbagai sudut.
Puas bersantai di pemberhentian pertama, perjalanan menjelajah Negeri Indah Kepingan Surga berlanjut ke Kampung Ulos Hutaraja, serta ke Kampung Huta Siallagan.
Tidak hanya sekadar melihat dan mencoba proses pembuatan ulos, mereka juga tertarik dan memborong beberapa set ulos untuk dibawa pulang ke Maroko.
Kedatangan rombongan Fam Trip disambut dengan tarian tor-tor oleh penduduk setempat sebagai ucapan selamat datang dan lambang kehormatan bagi tamu.
Tertarik bergabung, rombongan asal Maroko ini pun ikut menari menirukan gerakan masyarakat di Kampung Ulos. Dilanjutkan dengan meninjau ulos-ulos yang dipajang di dinding rumah-rumah adat Batak.
Rombongan juga tertarik dan memperhatikan seorang inang (ibu) yang sedang sibuk menenun ulos. Bahkan, Fatima Zahra Imzouarh, salah satu tour operator Maroko, penasaran dan ingin mencoba proses pembuatan ulos.
“Ternyata sangat rumit, saya salut dengan Ibu-Ibu di sini yang sabar menghadapi benang-benang itu dan menjadikannya sebuah kain yang cantik, itu luar biasa,” katanya, usai mencoba salah satu alat tenun.
Nisrine Znaidi, staf KBRI asli Maroko yang menyukai keindahan ulos juga langsung memborong satu set ulos dari seorang pengrajin yang sama dengan penjual ulos yang dibeli Presiden Jokowi saat berkunjung ke Kampung Ulos.
“Di Maroko kita juga punya semacam perkampungan khusus seperti ini. Penduduknya adalah pengrajin. Tetapi kalau di Maroko lebih banyak keramik dan karpet,” ucapnya.
Yassine Meghraoui, seorang videografer profesional Maroko juga membeli satu set ulos. Sembari menenteng kamera, dirinya mendokumentasikan Kampung Ulos.
“Ini kampung yang unik lengkap dengan rumah adatnya, saya buat video untuk dipromosikan di Maroko nanti. Masyasarakat Maroko adalah penikmat dan sangat menghargai kerajinan tangan,” tuturnya.
Puas berkeliling dan interaksi dengan penduduk setempat, rombongan Fam Trip melanjutkan perjalanan ke Kampung Huta Siallagan untuk menelusuri sejarah Batak.
Turut mendampingi rombongan Fam Trip Maroko yakni Sekretaris Pertama KBRI di Rabat Hanung Nugraha, Sekretaris Ketiga KBRI di Rabat Erna Sugih Priatin, dan Staf KBRI di Rabat Nisrine Znaidi. Kemudian, mewakili Biro Otonomi Daerah dan Kerjasama Setdaprov Sumut, mewakili Biro Humas dan Keprotokolan Setdaprov Sumut, dan mewakili Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumut.
Diketahui rombongan Fam Trip Maroko merupakan 10 delegasi Maroko yang terdiri dari tour operator dan media. Didatangkan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Maroko dan Republik Islam Mauritania bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut, pengalaman dan perjalanan mereka nantinya akan dipublikasikan dan disebarluas sebagai bentuk promosi di Maroko. (snc)
Laporan: Nelly Simamora
Editor:Hermanto Sipayung