SimadaNews.com-Penyerangan di rumah ibadah kembali terjadi. Kini, sasarannya adalah Gereja Katolik Santa Lidwina, Bedog, Trihanggo, Gamping, Sleman, sekitar pukul 07.50 WIB, Minggu (11/2) pagi.
Kejadian bermula ketika pelaku yang bernama Suliyono, seorang mahasiswa yang berasal dari Kandangan, Pesanggrahan, Banyuwangi, Jawa Timur, masuk dari pintu gereja bagian barat. Seketika masuk, ia pun langsung menyerang salah satu jemaat gereja, Martinus Parmadi Subiantoro yang mengenai punggung.
Mengetahui itu, jemaat yang berada di belakang atau kanopi langsung membubarkan diri. Tak henti sampai di situ, pelaku lantas masuk ke gedung utama gereja sambil mengayun-ayunkan senjata tajam.
Ketika para jemaat berusaha membubarkan diri, Suliyono berlari ke arah tempat koor dan langsung menyerang Romo Prier yang sedang memimpin misa dan pelaku juga menyerang para jemaat yang masih berada di dalam gereja.
“Dan mengenai korban atas nama Budi Purnomo dengan masih mengayun-ayunkan senjata tajamnya ke patung Yesus dan patung bunda Maria yang berada di mimbar gereja,” ujar Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta Brigjen Pol Ahmad Dofiri saat dikonfirmasi.
Tak lama, petugas Polsek Gamping yang dihubungi para jemaat pun datang ke lokasi. Aiptu Al Munir, langsung mencoba melakukan negosiasi kepada pelaku agar menyerahkan diri. Namun, pelaku berusaha menyerang petugas dan tangan Aiptu Al Munir pun terkena tebasan senjata tajam.
“Aiptu Al Munir terpaksa mengeluarkan tembakan ke arah pelaku dan mengenai perut pelaku sehingga dapat dilumpuhkan dan di bawa ke RS. UGM,” jelas Dofiri.
Peristwa itu membuat korban luka dari jemaat Gereja Katolik Santa Lidwina yakni, Budijono, mengalami luka sobek pada bagian kepala belakang dan leher bagian belakang.
Romo Prier, mengalami sobek pada kepala belakang akibat senjata tajam.
Aiptu Munir, mengalami luka pada tangan akibat senjata tajam dan Martinus Parmadi Subiantara, Mengalami luka pada punggung akibat senjata tajam.
Menyikapi serangan teror ke gereja, Ketua Komisi A DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Eko Suwanto yang membidangi keamanan dan ketertiban umum menyatakan, teror yang melukai empat orang termasuk pemuka agama itu tak bisa dibenarkan dengan alasan apa pun.
Menurutnya, teror yang menggangu kegiatan peribadatan itu tak boleh terjadi lagi.
“Ini bukan kriminal bisa, tapi sudah aksi teror yang tidak hanya merusak, melukai korban tapi juga mengoyak kerukunan masyarakat serta bisa menimbulkan rasa takut di tengah masyarakat” kata Eko.
Legislator PDI Perjuangan itu pun mengharapkan semua pihak mendukung aparat penegak hukum dalam mengungkap teror tersebut.
“DPRD DIY mengecam aksi teror ini. Kami berikan dukungan penuh kepada penegak hukum agar pelaku dan aktor intelektual di belakangnya diproses hukum,” tegasnya.
Eko juga meminta masyarakat tidak panik. Dia justru mengajak masyarakat bersatu melawan teror.
“Mari bersatu melawan berbagai bentuk aksi kekerasan dan teror. Ayo hidupkan lagi siskamling untuk mendukung aparat menciptakan kondisi yang damai,” ajaknya.
Dia menegaskan, teroris adalah musuh rakyat, bangsa, dan umat manusia. Karena itu, masyarakat harus melawan teror. (snc)
sumber:rangkumandaridetik/jpnn/jawapos