SimadanNews.com-Ginoppar atau keturunan marga Purba Dasuha yang tergabung dalam Ikatan Keluarga Besar Purba Dasuha-Boru Panogolan (IKBPD-BP) se-Indonesia, melaksanakan ziarah bersama ke Makam Raja Panei, Sabtu (3/3).
Ziarah bersama itu dalam rangka memperingati revolusi sosial yang terjadi pada Tahun 1946 silam, diawali prosesi adat manurduk demban pertanda permisi kepada pihak marga Damanik yang merupakan Tondong dari marga Purba Dasuha.
Selanjutnya, maranggir di depan makam Raja Panei. Setelah maranggir, kemudian dilanjutkan dengan tabur bunga secara bergantian oleh seluruh marga Purba Dasuha yang hadir lengkap dengan pakai kebesaran pakaian tradisional Simalungun.
Penasehat (IKBPD-BP) se-Indonesia, St Kamen Purba Dasuha dalam pemaparannya saat acara, menceritakan 72 Tahun lalu tepatnya pada 3 Maret 1946, terjadi perpecahan antara kerajaan Simalungun karena dihasut penjajah. Hasutan yang dibuat penjajah, menciptakan gejolak hampir di seluruh Kerajaaan Simalungun termasuk di Kerajaan Panei.
Meskipun demikian, lanjut St Kamen Purba Dasuha, Keturuan Raja Panei yakni Purba Dasuha tidak boleh menaruh dendam dan mengingat peristiwa kelam itu. Bahkan, peringatan-peringan peristiwa masa lalu, harusnya semakin mempererat tali silaturahmi antara Keturunan Raja Panei, juga dengan keturunan raja-raja lainnya.
”Acara ini bertujuan, supaya seluruh keturunan tahu menghormati orangtua terdahulu. Dan menceritakan perjalanan Raja Purba Dasuha hingga sampai ke Panei Ingat, jangan ada rasa dendam diantara kita bila mengenang peristiwa revolusi,” harap St Kamen.
Tampak hadir saat acara fungsionaris harian IKBPD-BP se-Indonesia, Ketua Umum Junaedi Purba Dasuha SE, Sekretaris Umum St Darpinson Purba Dasuha SE, Bendahara Jimmi Purba, dan pengurus cabang IKBPD-BP Siantar-Simalungun. (apa/mas/snc)