SimadaNews.com – Gotong royong masyarakat dalam penanganan COVID-19 di Indonesia dinilai luar biasa.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny Gerard Plate mengatakan, sikap saling membantu sesama ini tak lepas adanya kepemimpinan (leadership) yang memberikan arahan (direktif) yang jelas.
“Nah itu kemampuan kita, kemampuan Presiden (Joko Widodo) jelas, melakukan direktif yang jelas dengan mengambil keputusan atas adaptasi dan agilitas,” ujar Menkominfo dalam acara Indonesia Town Hall “Sambatan Dalam Menghadapi Pandemi” di MetroTV pada Senin malam (29/11/2021).
Acara ini juga turut dihadiri Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menko Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polkam) Mahfud MD, CEO Kita Bisa.com M.Alfatih Timur, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Metro Jaya Fadil Imran, Sekretaris Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Muthi, Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Sasmita, Pendiri Rumah Perubahan Reynald Khasali, Ketua Umum PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih dan Inisiator Sambatan Yogyakarta Himawan Pradityo.
Menurut Menkominfo, pada awal kemunculannya, pandemi COVID-19 merupakan tantangan bersama yang tidak pernah diantisipasi sebelumnya.
Hal ini terbukti dengan ketidaksiapan masyarakat di seluruh dunia dalam menghadapinya sehingga menimbulkan banyak sekali korban.
Namun, seiring dengan perkembangan pandemi, masyarakat Indonesia dinilai telah mampu melakukan adaptasi dan upaya kerjasama yang luar biasa dengan segenap lapisan.
“Kemampuan Indonesia dalam melakukan adaptasi dan agilitas dalam melakukan kebijakan itu jelas. Termasuk menjadi benchmark ketika diskusi dengan pimpinan negara lain terhadap masalah baru. COVID-19 ini masalah baru belum ada negara didunia berpengalaman,” imbuh dia.
Lebih lanjut Menkominfo menjelaskan, pada awal terjadi pandemi, terjadi kepanikan di dunia fisik maupun maya atau digital.
Situasi ini menurutnya, membuat pemerintah tidak siap untuk memenuhi dan mengontrol anak-anak selama masa pendemi.
”Kita beruntung punya pemimpin tegas yang cepat ambil keputusan,” tutur dia.
Sementara itu, Menko PMK mengatakan, gotong royong adalah salah satu bentuk pengamalan falsafah Pancasila, nilai kemanusiaan tinggi, persatuan, musyawarah dan perikeadilan.
Konsep gotong royong dinilai juga diterapkan pemerintah melalui kosep pentahelix yang merupakan sinergi antara pemerintah, swasta, perguruan tinggi, kelompok masyarakat madani dan media.
“Peranan negara bukan satu-satunya dalam pengendalian COVID-19, bahkan kalau dihitung mungkin hanya 20 persen, sedangkan sisanya merupakan peran kelompok masyarakat,” kata dia.
Sedangkan Menko Polkam menegaskan sikap gotong royong telah ditunjukkan oleh masyarakat di berbagai daerah dalam mengatasi dampak pengendalian kegiatan untuk mencegah penularan lebih luas.
Dia mencontohkan, masyarakat di Yogyakarta yang saling menolong dengan memberikan makanan atau sayur mayur gratis untuk tetangga mereka yang membutuhkan.
Selain itu Menko Polkam juga menyatakan, gambaran masyarakat yang tidak kompak diciptakan oleh segelintir kelompok yang memiliki kepentingan tertentu dengan menciptakan situasi mencekam.
“Ramai yang tidak kompak itu hanya di medsos. Saya datangi ormas, MUI (Majelis Ulama Indonesia), dan majelis agama lain ternyata mereka sangat kompak menghadapi ini bersama,” katanya. (InfoPublik.id/***)